Selasa, 24 Februari 2015
MENIMBA PENGALAMAN KADISDIK KOTA LITERASI SURABAYA
Tiada yang tak mungkin terjadi bila DIA menghendaki. Keyakinan lama yang terus ada saat menghadapi hal tersulit sekalipun. Tiada yang mustahil untuk urusan dunia ini, bila kita mau mengusahakannya semaksimal mungkin. Bukankah segala potensi telah dianugerahkan Tuhan Semesta Alam kepada setiap insan. Keyakinan yang membuat kami dari Organisasi Profesi guru Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Aceh Timur berhasil mengunjungi Kota Surabaya sebagai Ikon Kota Literasi di Republik Indonesia.
Banyak kunjungan yang menjadi target safari literasi IGI Aceh Timur di Surabaya, salah satunya adalah mengunjungi instansi penganggung jawab utama gerakan Literasi di sekolah, Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Dan kunjungan ke Dinas Pendidikan inipun segera menjadi kenyataan. Senin, 16 Februari 2015 kami diterima pihak Dispendik Kota Surabaya. Pertemuan dengan format ramah tamah inipun dimulai sejak pukul 09.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB. Alhamdulillah, banyak hal yang bisa menjadi pelajaran berharga.
Bu Eko, salah seorang Kepala Bidang, memberikan kata-kata pembuka tentang apa saja peran Dispendik Kota Surabaya. Beliau sendiri tidak panjang lebar, karena pembicaraan selanjutnya disampaikan oleh Dr. Ichsan, Kepala Dispendik. Pak Ichsan datang terlambat karena harus melayani tamu lainnya di ruangan beliau. Dan diskusi pun berlangsung sangat dinamis. Tanya jawab terjadi begitu penuh semangat. Belum lagi semua diskusi ini pun disaksikan Ketua IGI Pusat, Pak Satria Dharma, yang menjadi sponsor utama safari literasi di Kota Surabaya ini. Pelajaran Pertama yang bisa dipetik adalah Profesionalisme Dispendik Surabaya. Segala aktivitas sekolah dapat dipantau secara online oleh pihak Dinas. Mereka punya system informasi yang mumpuni. Kemauan sang Kepala Dinas untuk memberikan pelayanan maksimal bagi kebutuhan stake holdersnya telah menghantarkan Dinas Pendidikan Kota Surabaya selalu tanggap terhadap kebutuhan sekolah. Apapun informasi yang kita inginkan dari sekolah yang ada di Surabaya bisa langsung kita dapatkan dari website Dispendik ini. Luar biasanya lagi, semua system informasi ini bukan dibeli dari penyedia layanan, tapi didesain bersama Unversitas top yang ada di Jawa Timur. Setidaknya ada 13 Perguruan Tinggi yang mendukung program Dispendik.
Ketuda, Dispendik beserta jajarannya selalu memantau kondisi sekolah.Setiap hari minimal ada 2 sekolah yang dikunjungi. Dalam setiap kunjungan, Dinas menerima masukan tentang segala kebutuhan atau persoalan yang ada di sekolah dan bukan sebaliknya. Kunjungan ke sekolah ini menjadi sangat penting, selain memantau kinerja sekolah, kunjungan ini juga bisa memotivasi setiap warga sekolah karena dapat menyampaikan keluhan secara langsung pada kepala Dinas. Ah luar biasa sekali kerja Dinas Pendidikan ini. Dinas pendidikan ya memang bukan hanya urusan administrasi doang, tetapi harus mengelola segala hal yang berhubungan langsung maupun tidak dengan peningkatan mutu pendidikan di setiap sekolah.
Ketiga, hal menarik ketiga adalah tentang penjaringan kepala sekolah. Dispendik mendata seluruh guru yang telah memenuhi syarat menjadi kepala sekolah. Berapapun jumlah guru yang memenuhi syarat itu akan dimasukkan dalam program seleksi penerimaan kepala sekolah. Maka, seluruh guru yang memiliki golongan III.C otomatis menjadi calon peserta. Dari pendataan terakhir, Dispendik mendapatkan 8000 orang lebih yang memenuhi syarat pencalonan. Kepada seluruh calon kepsek itu lalu diminta mengisi data secara online dan dilakukan seleksi tahap pertama. Seleksi tahap pertama ini berupa setudi kasus. Setiap calon diminta untuk menjawab kasus yang diberikan secara online. Dari tahapan ini biasanya akan lulus 800 orang saja dan masuk tahap kedua seleksi. Pada tahap kedua, seluruh calon diminta menyerahkan program kerja bila kelak terpilih menjadi kepala sekolah. Setelah itu, seluruh calon akan diwawancarai untuk memverifikasi apakah jawaban kasus dan program tadi dibuat oleh calon itu sendiri dan bukan hasil desain orang lain. Dalam artian, semua adalah otentik bin aseli.
Itulah paparan singkat 3 buah kinerja Dispendik Kota Surabaya. Tentu masih ada hal lain yang belum penulis sampaikan. Namun, dari 3 hal itu, tentu saja semua sangat mungkin dilakukan di Kota Ku Aceh timur. Persoalannya adalah "apakah para pengambil kebijakan di Kota ini mau mengadopsinya?" Penulis siap memberikan masukan bila para pejabat berkenan merapat. Hehehe
Salam literasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus