Rabu, 25 November 2015

HARI GURU UNTUK SEMUA GURU


Peringatan Hari Guru secara nasional telah usai. Peringatan meriah yang ditujukan sebagai penghargaan kerja profesi guru dibungkus dalam kemasan "Simposium Guru". Kegiatan ini mengangkat Tema "Guru Mulia Karena Karya". Meriah, karena kegiatan ini dihadiri 10 ribuan orang guru dari seluruh Indonesia.

Simposium yang berlangsung di Istora Senayan ini mendapat sambutan hangat para guru. Pada kegiatan hari pertama, 23 Nopember 2015, berlangsung presentasi finalis Karya Tulis Ilmiah dan dilanjutkan dengna pameran karya guru. Hal ini menjadikan ajang simposium punya gengsi tertinggi karena semua peserta mendapat suguhan presentasi karya-karya terbaik guru dalam pelaksanaan tugas di Tahun 2015. Siapa yang tidak akan puas, sebab beberapa guru yang saya kenal punya kemampuan terbaik dalam hal tulis menulis, ikut mempresentasikan karyanya.

Saya sendiri tidak datang untuk mempresentasikan karya dalam bentuk tulisan, tetapi menghadirkan karya dalam bentuk pengabdian. Kali ini saya mendedikasikan kehadiran saya untuk seluruh guru Anggota Ikatan Guru Indoensia yang telah ikut menghadiri simposium. Kehadiran yang tentu saja difasilitasi langsung oleh pengurus IGI pusat. Jangan iri ya, karena memang tidak semua punya nasib seperti saya. Hehehehe, terima kasih buat Ketua IGI, Pak Satria Dharma, dan juga Sekjen IGI, sang Kumendan, Mas Ihsan.

Kehadiran dalam simposium ini memfasilitasi saya untuk berdiskusi dengan guru-guru terbaik. Hal ini juga difasilitasi oleh Pengurus IGI pusat melalui pelaksanaan seminar sesaat setelah gempita simposium berakhir. Kegiatan seminar dimulai dengan pemaparan Sekjen IGI, Mohammad Ihsan, tentang arti "Hari Guru".Sebutah Hari Guru Tahun ini tidak diikuti dengan angka keberapa. Mulai Tahun ini, setiap peringatan Hari Guru langsung disebutkan tahun, misalnya "Hari Guru Tahun 2015", jadi tahun depan kita akan memperingati "Hari Guru Tahun 2016". Menurut Mas Ihsan, hal ini menandakan bahwa peringatan hari guru tidak disangkut pautkan dengan Ulang Tahun Organisasi Profesi guru yang manapun. Jadi, kata guru pada peringatan hari guru adalah untuk semua orang yang telah mendedikasikan dirinya sebagai pendidik anak bangsa. Bila hari guru dikaitkan dengan lahirnya organiasi profesi guru, PGRI, maka tahun ini bisa jadi peringatan yang ke-70. Namun kalau hari guru diperingati berdasarkan lahirnya Undang-undang Guru dan Dosen, maka tahun ini hari guru menginjak usia yang ke-10. Lah, kalau hari guru didasarkan pada Lahirnya guru pertama di Indonesia, tentu ini sudah yang kesekain kalinya.

Hari guru secara nasional tahun 2015 ini dilaksanakan tanggal 24 Nopember 2015. Ini berbeda dari tahun sebelumnya dimana pelaksanaan biasa dilakukan setiap tanggal 25 Nopember. Jadi, bila dilakukan pada tanggal 25 Nopember, peringatan hari guru bersamaan dengan peringatan hari Jadi PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Ini adalah organisasi profesi guru pertama dan yang memiliki anggota paling banyak saat ini di Indonesia. Seiring datangnya angin perubahan, era reformasi saat ini telah memberikan ruang bagi para guru untuk membentuk organisasi profesi lain selain PGRI.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal (41), Ayat (1) mengamanatkan bahwa  "Guru membentuk organisasi profesi yang bersifat independen." Hal ini mengakhiri masa organiasi tunggal dari profesi guru yang selama ini, yaitu PGRI. Info dari Sekjen IGI, saat ini sudah ada lebih dari 50 lebih organisasi profesi guru di Indonesia. Namun, organisasi profesi guru yang aktif membuka cabang di seluruh Propinsi dan Kabupaten saat ini baru 2 saja, yaitu PGRI dan IGI (katan Guru Indonesia).

Peringatan Hari Guru Tahun 2015 ini telah memulai babak baru dimana semua organisasi profesi guru memiliki kedudukan yang sama dan sejajar. Setiap organisasi profesi guru yang dibentuk dengan visi dan misinya sendiri saat ini telah diakuai dan diakomodir secara proporsional oleh pemerintah. Tentu saja ini menguntungkan para guru. Saat ini, para guru punya banyak pilihan organsiasi profesi mana yang dianggap mampu menyuarakan kepentingan-kepentingan guru itu sendiri.

Keduduan organisasi profesi guru yang sejajar di mata pemerintah ini, hendaknya bisa menjadi pemicu semua organisasi profesi guru untuk mengembangkan kiprahnya bagi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Tidak ada lagi monopoli kepentingan oleh organisasi profesi guru yang mana saja, tidak ada klaim-klaim paling berhak memperjuangkan kepentingan guru.Seemua sama, semua sejajar, maka kini saatnya organisasi profesi guru menjadi organisasi yang profesional dan melayani kebutuhan anggota-anggotanya sesuai dengan visi dan misi lahirnya organisasi profesi guru.

Simposium guru tahun 2015 ini juga menjadi kali pertama dimana para peserta yang hadir menggunakan atribut yang sama "hitam dan putih". Ini menandakan bahwa seluruh guru yang hadir telah mewakili profesinya sebagai guru dan bukan mewakili organisasi profesi tertentu. Meskipuan, di dalam pelaksanaan simposium itu saya menggunakan atribut IGI, ini hanya untuk memudahkan koordinasi dalam memberikan pelayanan kepada anggota IGI yang akan mengikuti simposium, tak ada maksud lain. Alhamdulillah, seluruh anggota IGI yang hadir terlayani dengan baik di simposium guru 2015 ini.

Akhirnya, mari kita mulai membenahi organisasi profesi guru yang ada hingga benar-benar menjadi organisasi yang profesional dan melayani para guru mencapai kompetensi tertinggi sebagai pengabdi.

Selamat hari guru 2015. Jayalah guru Indoensia