Selasa, 31 Maret 2015

SEKOLAH RASKIN



Beberapa waktu lalu saya punya kesempatan mengunjungi sebuah sekolah di Pedalaman Idi. Tidak terlalu jauh, tapi tetap harus menggunakan jasa RBT / ojek bila hendak menuju ke sana. Sebuah sekolah yang jauh dari kata sempurna dari sisi sarana, namun para gurunya punya komitmen untuk tetap kompak. Itulah SMA Negeri 1 Banda Alam yang lebh tenar dengan nama bekennya sebagai SMA Keude Geurubak.

Kunjungan singkat bersama Kasie Kurikulum beberapa waktu lalu telah memberikan saya kesempatan berdiskusi dengan sang Kepsek, Pak Khalidin. Pertanyaan pertama tentu saja tentang bagaimana motivasi beliau bertugas di tempat setengah terpencil ini. Ternyata pak Kahlidin yang sudah lama saya kenal sebagai salah seorang guru terbaik di SMA Negeri 1 Idi belumlah berubah. Dia tetap menunjukkan semangat kerja meskipun tantangannya begitu luar biasa.

Lokasi sekolah ini sedikit aneh. Pada local ujung, yaitu 3 ruang yang dibangun pertama sekali oleh masyarakat, terdapat  pemandangan yang tidak biasa. Dari teras samping bangunan, kita akan melihat betapa sisi sekolah ini berbatasan dengan halaman sekolah yang memiliki kedalaman 8 sampai 10 meter. Bukankah ini sangat membayahakan, bila terjatuh dari teras sekolah ini, siswa bisa celaka 17. Dan bagian yang curam itupun tidak bisa ditimbun, dari mana uangnya menimbun halaman sekolah yang dalamnya sampai 8 meteran begitu. Buat honor guru saja tak cukup uangnya, konon lagi untuk nimbun. Ladala, persoalan sarana ternyata berkaitan erat dan saling ikat mengikat dengan urusan duit alias biaya.

"Kok bisa sekolah ini dibangun diatas lahan dengan kontur yang dahsyat macam ni, pak Khalidin?" Tanya saya serius. Kata pak Khalidin yang masih tergolong kepsek muda ini, "karena Tanah ini yang paling murah pak, andai cukup uang tentu sekolah ini akan dibangun di lokasi yang dekat dengan jalan utama. sekolah ini didirikan atas partisipasi masyarakat, mereka mengumpulkan raskin jatah mereka, lalu dijual dan uangnya digunakan untuk bangun sekolah ini."

Bangun sekolahnya pake RASKIN. Terkejut sekali saya dengar penjelasan ini. Raskin itukan kebutuhan pokok bagi warga miskin, kalau berasnya ditukar dengan gedung sekolah, lalu mereka makan apa? Tentu saja masih makan nasi, memang betul, tetapi darimana mereka dapat nasi tanpa raskin yang telah dijatah tiap bulannya itu. Luar biasa sekali kondisi ini. Untuk membangun sarana pendidikan, sekolah negeri,  yang mestinya menjadi tanggung jawab Negara masyarakat harus merelakan jatah hidupnya. Semoga hasil pengorbanan masyarakat ini akan bisa dimanfaatkan oleh generasi penersunya khususnya generasi muda Keude Geurubak.

Saya tidak bisa berkata banyak seperti biasa, kala masuk ke ruangan guru yang menggunakan ruang pustaka sebagai ruang guru sementara. Tapi saya ada menjanjikan untuk memberikan semacam pelatihan gratis kepada para guru tentang membuat artikel sederhana. Entah kapan ini bisa diwujudkan. Salut terhadap perjuangan para pendidik di pinggiran kota atau daerah setengah terpencil ini, semoga mereka tetap bisa bertugas dengan motivasi yang tak mengendur.

Salam pengawas

Rabu, 25 Maret 2015

IGI ACEH TIMUR #1

 


Teman-teman IGI Aceh Timur, saya ucapkan terima kasih atas dukungan semuanya terhadap keberadaan organisasi ini. Besok, IGI Aceh Timur akan menginjak usia pertamanya yaitu 1 tahun. Usia yang masih sangat muda, apalagi bagi sebuah organisasi yang bergerak secara mandiri berdasarkan kontribusi guru dan pengurusnya.

Banyak ide muncul dari kalangan internal IGI, tentang bagaimana ulatah pertama ini diperingati. Bagi saya pribadi, tidak ada yang lebih penting di hari ultah pertama ini selain pelaksanan cita-cita IGI "sharing and growing together". Oleh karena itulah maka disepakati kegiatan pelatihan guru blogger dan publikasi artikel secara gratis untuk anggota IGI dan guru-guru yang pernah ikut kegiatan IGI. Alhamdulillah, ternyata ada juga partisipasi dari guru yang tidak termasuk 2 kategori tersebut.

Satu tahun adalah usia yang sangat belia, boleh dibilang masih usia bayi. Bayi IGI yang baru tertatih berjalan ini, dihadapkan pada tantangan yang begitu berat, mendesak dan harus terlibat. Kontribusi IGI yang masih balita ini bukan hanya pada kegiatan peningkatan kompetensi guru tapi juga pelibatan dalam penyusunan konsep-konsep peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Aceh Timur. Beruntung IGI pernah melakukan studi literasi ke kota Surabaya. Kegiatan studi ini memberikan banyak pencerahan yang sebagian dari itu tentunya bisa disodorkan kepada pihak terkait untuk memajukan dunia pendidikan di Aceh Timur.

Pelatihan sederhana yang awalnya ditujukan sebagai penghargaan terhadap komitmen para anggota dan pengurus, pada gilirannya berkembang menjadi gerakan peningkatan kompetensi guru dalam hal penguasaan IT dan berlatih menulis. Saya menyaksikan sendiri kegiatan pelatihan ini di salah satu titik pelaksanaan, luar biasa. Para peserta terdiri dari guru-guru SD, SMP, dan jenjang SMA. Kehausan akan ilmu tentu tidak bisa dipenuhi oleh satu paket kegiatan IGI ini. Para guru tentu harus selalu punya motivasi untuk belajar, berbagi, dan tumbuh bersama.

Kemitraan strategis dengan PGRI dan organisasi profesi guru lain yang ada di Aceh Timur pun sudah mulai dirintis. Kerja sama ini akan nyata dilapangan dimana ada pembagian peran antara organsiasi profesi. Namun bentuk kegiatan bersama ini tentu sangat bergantung dari dinamika kebutuhan masing-masing organisasi itu sendiri.

Saya berharap, acara sederhana yang akan digelar pada 26 Maret 2015 di SMP Negeri 1 Pante Bidari bisa menunjukkan jati diri IGI Aceh Timur yang tidak pelit ilmu dan siap mendampingi para guru untuk belajar. Apapun yang IGI bisa pasti akan dibagikan sampai tuntas kepada semua pihak yang membutuhkan, terutama para guru.  IGI Aceh Timur ada untuk guru dan dunia pendidikan  khususnya di Kabupaten Aceh Timur. Banyak pihak yang belum puas memang. Tetapi itu bukan karena kami tidak mau melakukan yang terbaik. IGI butuh waktu untuk terus memajukan pendidikan di daerah ini. Semoga di usia yagn kesatu ini, IGI Aceh Timur akan semakin dicintai dan didukung kegiatannya oleh insan pendidikan di Aceh Timur.

Selamat hari jadi yang ke-1, semoga IGI Aceh Timur makin berarti.

Kamis, 19 Maret 2015

MELANJUTKAN RASA BOSAN


Setiap kita pernah dihinggapi rasa bosan. Kebosanan yang datang tiba-tiba tanpa pernah ada perencanaan atau jadwal datangnya. Bosan yang seirngkali membuat seluruh energy untuk beraktivitas hilang. Kebosanan juga kadang bisa membuat saluran motivasi terhambat, macet. Kebosanan seringkali mampir hanya untuk mengajak kita terus masuk dalam lubang kemalasan, malas untuk melakukan rutinitas yang telah terjadwal atau kadang malah telah terjanji.Semoga setelah membaca postingan ini anda akan melanjutkan rasa bosan itu dengan sesuatu yang bernilai positif.

Saya pernah bosan menjadi pegiat LSM, setiap hari adalah proyek dan kerja. Uang menjadi pada awalnya menjadi target utama, maklum, di perantauan Banda Aceh saya butuh banyak uang, paling tidak uang koin untuk nelpon di telpon umum pinggir jalan. Anda tentu sulit sekali menemukan benda langka itu sekarang di sana. Kebosanan itu datang terutama saat job terus berlanjut, tak ada jeda, kurang istirahat, selalu berkutat dengan data, editan, dan laporan. Saat itu ternyata uang tidak bisa membayar kebosanan. Saya jenuh sekali. Untuk menghilangkan kebosanan itu maka saya pindah kerja, tidak lagi menjadi pegiat LSM, saya memilih menerima SK jadi Guru dengan Status PNS.

Status PNS ini membuat saya kehilangan banyak uang. Penghasilan PNS tidak mampu mengimbangi apa yang saya dapat di LSM. Tetapi, dalam kegiatan baru sebagai guru PNS ini ternyata bisa menghilangkan kebosanan yang saya temui di paragraph pertama. Nah inilah pelajarannya, ternyata rasa bosan itu bisa menghantarkan kita pada pekerjaan baru. Jadi, pelajaran pertama ayng bisa diambil dari rasa bosan adalah "apabila kebosanan itu datang, carilah pekerjaan baru dengan tanangan baru dan aktivitas yang baru". Tapi saya juga belum tahu kalau bosan Jadi Guru PNS selanjutnya mau jadi apa. Karena memang rasa bosan ini tidak butuh perencanaan antisipasi.


Rasa bosan kalau tidak dilanjutkan bisa jadi akan menghadirkan bencana. Betapa banyak rasa bosan membuat orang jadi frustasi. Bukan karena bosan miskin, orang kaya raya dan tenar sekalipuan banyak yang mendatangi kematian dengan terpaksa yang disebabkan rasa bosan. Jadi rasa bosan yang datang itu harus dilanjutkan, harus diteruskan, jangan berhenti pada kata "aku bosan". Sebagai guru saya pernah bosan mengajar selama 7 tahun di sekolah yang pertama. Bosan karena segala rutinitas yang saya lakukan akan berulang setiap tahun, dan itu sudah 7 kali saya ulangi. Maka, ketika sudah datang si bosan itu pada saya, segera saya lanjutkan dengan pindah mengajar ke sekolah kedua. kebetulan sekolah kedua membuka lowongan buat guru-guru yang sudah bosan dan jenuh mengajar di sekolah lama tetapi butuh tantangan baru. Jadilah saya tetap sebagai guru tapi punya rutinitas yang baru. Asyik. Semua berubah jadi menyenangkan kembali.

Di sekolah kedua saya belum bosan, saya masih sangat menikmati pekerjaan saya, namun takdir berkata lain, saya harus segera meninggalkan sekolah kedua ini. Adalah perintah menjadi pengawas sekolah yang memisahkan saya dengan komunitas kecil nan unik di dekat dapur bata itu. Saya harus meninggalkan segala fasilitas gratis dan sumber-sumber penghasilan ekonomi, semua diganti dengan rutinitas baru sebagai penjelajah, pengawas the explorer. hehehe. Meninggalkan dunia yang selalu bertemu keceriaan para siswa dan masuk dalam dunia "penuh masalah" para guru-guru. Tentu kasus ini bisa mendatangkan kebosanan lebih cepat dari normalnya. Ingat, anda bisa cepat bosan bila diberikan sesuatu yang baru namun kita belum mampu melihat banyak sisi positifnya. Oleh karena itu, agar rasa bosa ini tidak datang dengan kecepatan super dalam kehidupan saya, maka sebanyak mungkin saya harus bisa menemukan beragam hal positif dari posisi baru yang diberikan. Syukur Alhamdulillah, sisi-sisi positif itu perlahan Nampak dan kebosanan yang telah menunggu itupun perlahan menjauh.

Anda tentu punya banyak trik sendiri untuk mengatasi kebosanan. Setidaknya ada 2 hal yang bisa dilakukan bila bosan itu datang. Dari pengalaman pribadi ini, saya mengatasi kebosanan dengan 2 hal; pertama, mengganti pekerjaan lama dengan pekerjaan baru yang lebih menantang dan aktivitas yang dilakukan seluruhnya berbeda. kedua, cegah kebosanan yang bisa datang kapan saja, melalui penemuan hal-hal positif dari sebuah rutinitas yang sedang anda lakukan. Semakin banyak sisi positif bisa anda temukan, maka energy positif yang akan anda miliki juga akan semakin banyak pula.

Selamat beraktivitas, semoga bisa melanjutkan rasa bosan dalam hidup anda.

Kamis, 12 Maret 2015

SEKOLAH TERBAIK DI ACEH TIMUR


Sekolah terbaik di Aceh Timur adalah mereka. "Apa indikatornya?" Jawaban terbaru tentu hasil OSN 2015 Tingkat Kabupaten. Sekolah ini berhasil merebut posisi juara untuk 7 mata pelajaran dari 9 mata pelajaran yang dilombakan. Prestasi yang tentu saja sulit untuk dibantah oleh para pesaingnya, minimal di level Kabupaten Aceh Timur.

Sejak diresmikan operasionalnya tahun 2007, SMA Negeri Unggul baru bisa mengikuti kegiatan OSN Tingkat Kabupaten pada tahun 2009. Saat itu saya  masih menjabat sebagai wakil kurikulumnya. Debut pertama di ajang OSN saat itu tanpa target besar, Unggul hanya ditargetkan oleh pak Kepsek, Drs. M. Thaib M. Syah, M.Pd. hanya menjuarai 50% saja. Artinya, bila ada 9 mata pelajaran sains yang dilombakan, unggul minimal juara di 5 mapel. Sejelek-jeleknya mungkin cukup juara di 4 mata pelajaran lah. Namun hasilnya ternyata di luar target, bukan hanya juara di 4 mapel, sekolah ini malah menjadi pengumpul medali terbanyak, meskipun belum juara umum.

 
 
Hampir setiap ada kesempatan saya pastikan mengunjungi sekolah ini, dalam satu bulan saya upayakan minimal 2 kali bisa datang. Waktu kunjungan pagi hari, saya dapati semua siswa dan siswi di sma ini belajar dengan Kurikulum 2013. Sistim kelas berpindah konsisten diterapkan di SMA Negeri unggul aceh timur. Saat kunjungan malam hari, saya mengamati para siswa mengaji. Pengajian antara siswa (putera) dipisahkan dengan pengajian siswi (puteri). Jadi tidak alasan datang  mengaji karena ingin ketemu si dia...hehehe. Nah, hari ini saya kunjungan sore hari. Ternyata kegiatan sore hari ini sangat menyenangkan. Para siswa melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler. Ada pencak silat, karate, bulu tangkis, bola voli, sepak takraw dan basket yang sedang berlangsung dengan penuh ceria. Saya saja bahagia melihatnya.
 
 
Sebetulnya SMA Negeri Unggul Aceh Timur tidak hanya focus pada kegiatan kognitif atau pembelajaran saja. Kegiatan lain seperti bidang olahraga, juga menjadi prioritas dan dilakukan pembinaan yang serius. Bahkan untuk kemajuan bidang olahraga prestasi ini, SMAN Unggul pernah mendatangkan pelatih dari luar. Memang, tujuan kegiatan ektra ini bukan melulu prestasi, kebugaran dan keceriaan para siswa menjadi target yang tidak bisa diabaikan. Para penanggung jawab ekstrakurikuler telah diberikan target-target yang harus dipenuhi. Kabarnya begitu.
 
Di Aceh Timur, jarang sekali ada sekolah punya fasilitas pencak silat, katakanlah matrasnya, yang memadai. Di SMAN Unggu. ini kebetulan ada matras yang akan membuat para pesilat dan atlet karate nyaman berlatih. Jadi, bagi para lulusan SMP yang juga berminat menjadi atlet terkenal, tidak usah ragu masuk ke SMA Negeri Unggul Aceh Timur.
 
 

Fasilitas untuk berolahraga mungkin belumlah sempurna. Namun, dari sisi ketersediaan lapangan, semua olahraga massal yang umum dimainkan di Aceh telah dimiliki oleh sekolah ini. Lapangan basket ini contohnya, meskipun tidak semua siswa memilih bermain basket, tetapi sekolah telah menyediakan lapangan basket yang terletak di bagian tengah sekolah. Asyik lah pokoknya.

Kebersamaan akan terbentuk secara alamiah bila semua kegiatan ekstra kurikuler dijalankan dengan baik. Olahraga bola voli bahkan telah sejak lama dimainkan bersama antara guru, siswa, dan kepala asrrama.

Begitulah sekelumit kisah tentang aktivitas sore hari para siswa di sekolah berasrama ini. Memang masih jauh dari kata sempurna. Tetapi beberapa gambar yang penulis tempelkan di postingan kali ini mungkin bisa memberikan penjelasan umum tentang siapa mereka dan bagaimana mereka belajar seta beraktivitas. Inilah Sekolah Menengah Atas Negeri yang berasrama di Aceh Timur. Sekolah yang diniatkan oleh para pendirinya untuk menjadi laboratorium pendidikan di Aceh Timur masih terus membutuhkan input siswa dan bahkan guru berkualitas.


Hampir lupa, kegiatan baris ber baris juga tetap dilatih. Tim pengibar bendera akan sangat membutuhkan keterampilan berbaris. Oleh karena itu, latihan berbais ini juga menjadi keharusan bagi unggul. Terakhir, selalu ada penggembira. Selesai acara dtutup dengan makan bersama

Selasa, 03 Maret 2015

KREATIFITAS YANG BERLANJUT


Foto ini saya ambil kemarin saat kunjungan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Shalallohu Alaihi Wassalam di SMPN 1 Pante Bidari. Di kelas yagn sama dengan postingan saya beberapa waktu lalu tentang Tindakan Kreatif Wali Kelas. Senang sekali rasanya bisa kembali berada di kelas ini.

Kalau dalam postingan lalu saya tertarik dengan figura photo para siswa, kali ini berbeda, pandangan saya mentok di jendela kelas. Ada yang biasa tetapi unik di sana. Jendela itu dihiasi gorden warna warni. Saya memang tertarik, dan segera mendekati gorden itu. Saya memegangnya, lembut dan masih terasa Wangi, mungkin dicuci dahulu sebelum gorden ini dipasang.

Dari kejauhan saya rasa gorden itu tidak ada unsur kreatifitasnya. Umumnya setiap kelas memang menghiasi jendela dengan kain gorden bila akan ada kegiatan di sekolah. Tapi ketika sang kepala Sekolah, Ibu Hamidah Rokayana, menyampaikan bahwa gorden itu adalah Jilbab tua sumbangan para siswa. "Hah, jilbab tua", saya benar-benar gak menyangka. Ternyata gorden indah mirip mata kapak ganda ini dibuat dari barang yang sudah tidak digunakan lagi. Jilbab tua yang sudah terlalu tipis bila dipakai. Jilbab yang mungkin saja kehilangan makna saat dikenakan dikepala menjadi amat bernilai artistic tinggi saat nangkring di depan jendela kelas. Duhai ibu Yus wali kelas ini, kreatifitas anda ternyata masih berlanjut.

Ide itu memang anugerah, dan setiap orang pastinya diberikan berbagai macam anugerah. Namun, tidak semua ide bisa berubah menjadi kreatifitas. Semua ide bisa menjadi kreatifitas yang bisa dinikmati semua orang adalah saat ide itu telah dijalankan, diterapkan. Ide sederhana sekalipun, bila sudah diterapkan pada alam nyata, bukan hanya cantik di alam pikiran, tentu akan menjadi sesuatu yang sangat berbeda. Betapa berbedanya ketika jilbab usang ini ada ditangan para siswa dibandingkan saat jilbab itu disentuh oleh Ide cemerlang sang wali kelas. Anda bisa buktikan sendiri keindahannya dengan mencobanya di kelas-kelas yang anda pimpin.

Salut buat bu Yus yang terus berlanjut kreatifitasnya. Kita semua tentu menunggu ide-ide apalagi yang menjelma menjadi kreatifitas baru. Memang, ide itu mahal, dan kreatifitas nyata sebagai manifestasi ide-ide alam pikiran kita tentu jauh lebih mahal. Dan memang, bagi orang-orang kreatif, uang bukanlah tujuan yang utama.

salam kreatifitas