Senin, 29 Desember 2014

MENULIS BEBAS (FREE WRITING)


Anda belum bisa menulis? sama dengan saya. Belum pernah menghasilkan karya tulis ilmiah dan sejenisnya, itu juga masih mirip dengan saya dikit. Intinya, bagi yang bukan penulis ahli jangan khawatir, teruslah berlatih menulis, minmal menulis dalam blog dan media lain. Kualitas menulis boleh saja rendah, tetapi motivasi untuk tetap menulis itu yang tidak boleh padam. Menulis harus menjadi bagian dari keseharian, apalagi seorang guru professional.

Guru professional harus terus membangun keintelektualitasannya. Daya intelektual itu bisa dibangun antara lain dengan menghasilkan tulisan-tulisan. Makin banyak tulisan yang dihasilkan seorang guru - apalagi tulisan ilmiah - akan mankin menunjukkan tingginya kualitas seorang guru. Makin banyak tulisan menunjukkan makin intelek. Guru top lah pokoknya!

Tapi, bukan berarti urusan menulis itu mudah atau gampang. Susah, terutama bagi yang tidak pernah memulai bikin tulisan. Walaupun terdengar janggal bila ada guru yang gak bisa nulis sama sekali. Hehehe, tentu saja guru setiap hari bikin tulisan, tulisan di papan yang dikopi dari buku pegangan guru. Kalau itu yang dilakukan tentu tidak beda jauh dengan trend copy paste. Dekat sekali dengan dunia plagiasi. Memang, ada copy paste yang dianjurkan yaitu dalam bentuk kutipan-kutipan. Memulai menulis adalah satu-satunya langkah awal bagi guru dan siapa yang ingin punya kemampuan penulis. Syukur-syukur bisa jadi penulis top Indonesia.

Keluhan dari para kolega guru tentang menulis ini antara lain macet menulis karena kebanyakan aturan. Koherensinya lah, sistematikanya lah, aturan pengutipannya, dan lain-lain penyumbat saluran motivasi guru untuk tuntas menyelesaikan sebuah tulisan. Kalau anda mengalami benturan-benturan itu, cara mengatasinya gampang banget (anak kecil juga bisa). Bila semua itu mengganggu pikiran anda, tata bahasa menghalangi selera anda untuk menulis tumbuh subur. Pilihannya adalah lakukan kegiatan menulis bebas.

Menulis bebas atau free writing adalah kegiatan menulis tanpa terikat kaidah tata bahasa dan aturan-aturan penulisan. Segala macam teori penulisan yang bikin otak kita kehilangan kata-kata untuk ditulis sebaiknya lupakan saja. Hidupkan laptop anda, ambil pulpen dan kertas, ketiklah, tulislah apa saja yang ingin anda tulis. Gaya tulisan dalam tulisan bebas adalah gaya anda sendiri. Tercipta dengan sendirinya saat otak dan perasaan anda hadir di monitor. Huruf demi hurup menjadi kata, kata menjadi kalimat. Dan tiba-tiba anda tidak menyadari tulisan itu telah selesai.

Telepon berbunyi. Hp jadul ini jadi indah tatkala terlihat panggilan dari Isteri tercinta saya yang tetap cantik meski sudah lebih dari 20 tahun kebersamaan ini. Saatnya menuis bebas kita tutup dan segera meluncur ke pasa kota tua "peureulak", menulis bebas kita ganti dengan ...... bebas...

selamat belajar menulis kawan.

Minggu, 28 Desember 2014

"GERAK" SEBAGAI PILAR PEMBENTUK KARAKTER (Bagian 2)


Senin, 29 Desember 2014

Tulisan ini adalah lanjutan dari Gerak sebagai pilar pembentuk karakter bagian 1. Postingan kali ini menawarkan gerak dalam olahraga yang bermanfaat untuk membentuk karakter.

1. Berenang
Berenang adalah olahraga dengan gerakan seimbang antara organ gerak kiri dan kanan. Dengan melakukan renang berarti kita juga telah melatih kedua otak, bagian kiri dan bagian kanan.Berenang menjadi begitu penting untuk pembentukan karakter, oleh karena itu berenang termasuk olahraga (gerak) yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW. Siapa yang belum bisa berenang harus segera belajar. Selain bermanfaat untuk membentuk karakter melalui latihan otak kiri dan kanan lewat gerak seimbangnya, renang juga perlu bagi para individu yang tinggal di daerah rawan banjr. Latihan renang sebelum banjir datang.
Pengalaman berenang terbaik yang tak bisa saya lupakan adalah saat menyebrang dari Iboih ke Pulau Rubiah di Sabang. Kejadian ini pada tahun 2000 lalu di Sabang.Bersama seorang teman dari Surabaya kami berenang santai bolak-balik Iboih - Rubiah. Alhamdulillah bisa selamat. Meskipun ada yang bilang itu sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan tanpa pengawasan dan peralatan memadai. Kami hanya menggunakan snorkel dan kaca mata renang plus sepatu sirip bebek. Hehee.

Saat awal berenang dari pinggiran Iboih kami merasa senang. Saya sendiri dengan senang hati melihat apa yang Nampak di bawah air. Ikan dan terumbu karang indah menyapa. Terangnya sinar mentari menambah kecantikan penghuni bawah air Iboih. Tapi saat berada di pertengahan penyebrangan, muncul rasa takut. Takut karena tidak Nampak apa-apa kecuali gelapnya dasar laut. Takut makin menjadi tatkala menyadari ada di pertengahan, jauh ke Iboih dan Jauh ke Rubiah. Saat itulah hati mengingat sang Maha Penguasa. Seraya berdoa saya memohon diselamatkan hingga ke tujuan penyebrangan. Dan Alhamdulillah, saya selamat.

Malapetaka justru hampir menimpa kawan dari Surabaya. Dia menyatakan hampir mengalami kram prut. Bila itu benar-benar terjadi pastilah dia akan tenggelam. Tenggelam di dasar selat rubiah.

Ternyata makin dekat dengan kematian akan membuat kita makin dekat dengan Tuhan. Semoga tetap ingat, selamanya.

2. Melayang diangkasa
Olahraga ekstrim ini memang bukan pilihan murah. Tetapi bagi orang yang telah melakukannya tentu akan mendapatkan banyak hikmah. Hikmah yang bisa diperoleh antara lain kesadaran tentang kecilnya diri (manusia) dihadapan alam, apalagi dihadapan kekuasaan Allah SWT yang menguasai seluruh kehidupan. Saya sendiri belum pernah mengalami terjun bebas dari ketinggian ini. Kalo ada kesempatan mau rasanya ikut terjun bersama para ahli terjun payung.

3. Menunggang kuda
Banyak hal yang bisa dipelajari dari menunggang kuda. Keberanian adalah hal pertama yang dipelajari. Berhadapan dengan kuda tentu membutuhkan keahlian berkomunikasi dengan bahasa isyarat yang hanya dimengerti oleh kuda dan penunggangnya. Daya tahan, keseimbangan saat duduk di punggung kuda dalah pelajaran selanjutnya yang bisa diperoleh. Kalau kita bisa lama duduk di punggung kuda, maka selanjutnya kita harus mampu mengendalikan kuda. Ketrampilan latihan mengendalikan ini bisa jadi bagian penting sebelum kita menduduki posisi sebagai leader dalam organisasi. Nah, sudahkah kita bisa mengendalikan kuda. Yang tidak punya kuda jangan khwatir, datanglah ke tempat-tempat penyedia jasa sewa kuda. Semoga dapat merasakannya ya sobat pembaca.

4. Memanah
Di Indonesia mungkin masih ada kegiatan memanah terutama di daerah-daerah yang masih menjalani kehidupan secara tradisional mengikuti adat setempat. Memanah - berserta menunggung kuda dan berenang - merupakan Anjuran atau sunnah Nabi Muhammad SAW juga. Kegiatan ini bisa melatih konsentrasi tinggi. Tanpa konsentrasi tinggi dapat dipastikan sasaran tidak akan bisa dibidik dengan tepat. Kalau kita punya cita-cita sebagai sasaran, tentu harus konsentrasi untuk bisa membidiknya dengan tepat. Dibidik dengan serangkaian kegiatan pencapaiannya.

Tentu masih banyak gerak-gerak lain yang tersedia untuk melatih diri kita. Gerak yang bisa mengaktifkan otak kiri dan kanan. Gerak seimbang mudah-mudahan dapat membentuk karakter manusia. Jangan lupa gerak rutin 5 kali sehari, biar tetap sehat lahir dan bathin.

Salam gerak











Jumat, 26 Desember 2014

DARI BANJIR AIR KE BANJIR BLOG



Kota Peureulak baru saja mengalami banjir besar. Banjir yang melanda sejak Hari Minggu, 21 Desember 2014 telah membuat Kota Peureulak Tenggelam. Ketinggian memang tidak merata, namun di beberapa sudut kota seperti di jalan RSU Peureulak, ketinggian air telah menenggelamkan beberapa rumah. Sebuah pemandangan yang memilukan melihat warga terkepung air. Air mengalir sangat melimpah. Sumber air berasal dari luapan Krueng Peureulak yang diguyur hujan lebat sejak tanggal 20 Desember 2014.

Menurut para tetangga di rumah Bang Ben (tempat pengungsian di Lorong Kuta Krueng), banjir ini adalah banjir terbesar selama 41 tahun ini. Pernah ada banjir memang di tahun 1996 dan 2006, tetapi tidak sampai lama. Ketinggian air pada waktu itupun hanya sebatas lutut, tapi kali ini rumah sewa milik orang tua beliau tenggelam hingga hampir menyentuh kusen jendela. Para penghuni di rumah sewa itu ditampung di rumah Bang Ben, mereka tinggal bersama tetapi masaknya masing-masing. Kata bang Sudir "seperti tinggal di Asrama Pak Din".

Bertahan di rumah Sewa bersama ananda kami, saya punya banyak waktu untuk mengamati terjadinya banjir. Sejak Minggu sore (21 Desember 2014) air mulai menggenangi Lorong Kuta Krueng. Saat itu saya belum tahu apa kejadian yang ada di luar dusun kami. Hingga minggu malam hujan masih mengguyur kota Peuruelak. Lebaaat sekali. Pada Senin pagi, 22 Desember 2014, barulah kami melihat beberapa warga mulai beranjak meninggalkan rumah mencari tempat yang lebih tinggi. Ada yang memilih langsung meninggalkan rumah sewa kami bahkan meninggalkan Kota ini mencari tempat aman. Namun saya dan anak saya serta satu orang tetangga (bu Ella Guru TK Pembina Kota Peureulak) memilih tetap bertahan. Bu Ella memang wajib bertahan, maklum dia Punya banyak peliharan (kucing) kesayangan di rumahnya.

Selasa, 23 Desember 2014, bertepatan dengan Hari pesta pernikahan Adik Ipar saya. Namun apalah daya, saya terpaksa tidak bisa menghadirinya karena harus menjaga rumah dan segala isinya terjamin aman dari terjangan banjir yang kian meninggi.

Cerita banjir memang banyak mengisahkan duka. Menjelang banjir  mereda, hari ini saya dan sahabat saya pak Jefri Soni Silitonga, M.Pd. yang merupakan Master Kimia SMAN Unggul Aceh Timur, mengisi Acara pelatihan IT bagi siswa siswi MAS Alwidyan Alue Lhok Aceh Timur. Materi utamanya adalah pembuatan blog. Kegiatan yang direncanakan dihadiri oleh 25 siswa peserta ternyata hanya dihadiri 24 orang. Satu orang lagi menurut pak Kepmas tidak bisa hadir karena terhalang banjir.

Semoga banjir air kali ini akan diikuti dengan banjir Blog dari para siswa yang dilatih. Pelatihan ini direncanakan berlangsung sampai besok. Semoga acaranya bisa sukses.

Salam blogger.

Kamis, 18 Desember 2014

"GERAK" SEBAGAI PILAR PEMBENTUK KARAKTER (Bagian I)


Medan, 16 Desember 2014

Mas Dwi (yang duduk menghadap ke peserta) adalah salah seorang WI PPPPTK Penjas dan BK Parung - Bogor. Beliau adalah salah seorang Fasilitator pada kegiatan PKB-KSM ProDEP Kabupaten Aceh Timur. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari, dimulai dari tanggal 14 dan berakhir pada tanggal 16 Desember 2014 di PPPPTK Bangunan dan Teknik Medan. Pertemuan dengan Mas Dwi ini terjadi karena saya menjadi salah satu pengawas yang mendampingi 5 orang kepala sekolah binaan saya.

Sekolah binaan yang saya damping di kegiatan ProDEP kali ini adalah : 1. SMPN 1 Lokop, 2. SMPN 1 Peunaron, 3. SMPN 1 Julok, 4. SMPN 4 Ranto Peureulak, dan 5 SMPN 2 Ranto Peureulak. Dari 5 sekolah binaan, 1 orang kepala sekolah binaan saya tidak bisa hadir. Ketidakhadiran itu dikarenakan Kepala Sekolah tersebut harus mendampingi orang tuanya yang sakit di Rumah Sakit Zainal Abidin Kota Banda Aceh.

Di sesi akhir - saat pelaksanaan post test - saya mendapat kesempatan berdiskusi panjang lebar dengan Mas Dwi yang ternyata punya wawasan sangat luas. Namanya juga WI, memang harus luas yah wawasannya. Perbincangan dimulai dengan pertanyaan sederhana saya ke mas Dwi,
        "kenapa tidak ada lagi materi Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) di sekolah?"
Mas Dwi senyum-senyum dan langsung memberikan tanggapan pertanyaan itu dengan penuh semangat. Menurut beliau SKJ dihentikan karena beberapa alasan, antara lain:
1. Membutuhkan slot waktu terlalu panjang. Satu paket SKJ bisa membutuhkan waktu 2 bulan, bahkan lebih untuk pembelajarannya. Sehingga bila tetap diajarkan maka materi Penjas (Gerak) lain tidak memiliki waktu yang cukup untuk dibelajarkan.
2. Bergerak dengan berpikir. Anak-anak (khususnya SD) memerlukan gerak yang tanpa berpikir. GErak tanpa berpikir ini akan membuat anak-anak bergerak dengan gembira, ini berbeda dengan SKJ yang gerakannya sudah baku. Memang ada daerah yang menjadwalkan HARI GERAK, mislanya pada hari Sabtu. Pada hari itu peserta didik diajak bergerak tetapi gerak yang dipraktekkan adalah gerak bebas (aerobic). Jadi gerak yang dilaksanakan mendatangkan keceriaan.

Itulah antara lain penjelasan ilmiah sehingga saya tidak lagi melihat ada SKJ di sekolah-sekolah binaan saya...hehehe, tksh Mas Dwi.

Selain itu, ternyata gerak dalam pembelajaran di sekolah-sekolah dapat dikelompokkan menjadi 3,
1. Gerak untuk bebas / rekreasi (memunculkan keceriaan)
2. Gerak untuk kebugaran tubuh
3. Gerak untuk prestasi

Gerak bebas / rekreasi ini yang mestinya mendapat porsi lebih banyak. Gerakan-gerakan ini biasanya kita temukan dalam permainan-permaintan tradisional rakyat Indonesia. Seperti permaintan gobak sodor, bentengan, dan lain-lain. Karena banyak melakukan gerakan rekreasi inilah anak-anak pada zaman dahulu hidup bersama dalam kegembiraan tiada tara. Meskipun tidak segemerlap saat ini, namun dunia anak pada masa saya dulu tak kalah ceria. Selalu ada canda dan tawa saat beragam permainan di lakukan, di sekolah bahkan di luar sekolah. Malah tak jarang berbagai gerak-gerak kami lakukan di pinggilan kali sipon, atau bahkan di gupakan kerbau sekalipun.
Gerakan rekreasi pada masa lalu juga bisa dilakukan pada malam hari. Terutama pada malam minggu, kami sering main petak umpet rombongan. Wah serunya, kita lari ke barat, ke timur, utara dan selatan untuk tetap bersembunyi. Tak jarang permainan penuh gerak lari ini berakhir menjelang tengah malam. Kalau sekarang ada sekelompok anak - anak lari di malam hari malah dicurigai sebagai pelaku tindak criminal.

Selain gerak rekreasi, ada gerak yang diajarkan di sekolah dengan tujuan kebugaran tubuh. Gerakan-gerakan ini dirancang agar siswa yang melakukan gerakan itu memiliki kondisi tubuh yang fit sehingga mampu belajar dengan baik, memiliki hasil belajar yang tinggi. Di antara gerakan ini misalnya peregangan, latihan fisik ringan dan gerak latihan liannya. Tujuan gerakan ini bukan untuk mendapatkan siswa yang punya ketahan fisik paling tinggi, atau punya keahlian terbaik pada gerakan tertentu. GErakan pada tipe ini adalah untuk menjaga agar kondisi siswa fresh dan siap untuk belajar, bukan malah sebaliknya. Seringkali ditemukan di sekolah-sekolah, siswa justru tidak siap mengikuti pelajaran selanjutnya setelah jam penjaskes berakhir.

Gerak prestasi juga diajarkan di sekolah. Gerak prestasi ini justru terlalu besar porsinya. Sehingga kadang kala mengabaikan alokasi waktu gerak untuk rekreasi dan kebugaran. Menurut Mas Dwi, dampak dari pembelajaran gerak prestasi ini misalnya siswa hanya tahu yang namanya lari itu ke depan. Kenapa? Karena dia diajarkan lari untuk gerak prestasi yaitu lomba lari cepat dalam cabang Atletik. Mestinya kan yang namanya lari itu bisa lari mundur ke belakang, ke samping kiri dan kanan serta lari zig-zag. Kalo anak diajarkan terlebih dahulu macam-macam gerak lari dengan penuh gembira, tentu kemampuan larinya bervariasi bukan cuma bisa lari ke depan. Inilah latihan yang sesungguhnya dapat menentukan kualitas sebuh tim sepakbola. Tapi apa yang terjadi sekarang di sekolah.

Pembelajaran Penjaskes di sekolah biasanya seragam. Yaitu siswa dikumpulkan, diabsen, lalu diberikan bola. Seringkali juga guru Penjaskes tidak mendampingi siswa yang sedang bermain, sehingga hasilnya tidak maksimal.

Panjang memang diskusi yang kami lakukan, tapi di akhir-akhir pembicaraan ada satu informasi yang penting bagi saya. Mas Dwi bilang "pada saat dilahirkan setiap anak memiliki potensi sama antara tangan kiri dan tangan kanan. Kitalah yang membentuk anak dominan menggunakan tangan kanannya saja sehingga tangan kirinya menjadi kalah kemampuan geraknya dibandingkan tangan kanan. Dalam permainan kasti misalnya, anak hanya diajarkan melempar bola dengan tangan kanan dan tidak pernah atau jarang diajarkan untuk melempar bola dengan tangan kiri. Karena sering dilatih yang kanan maka tangan kananlah yang "hidup". Sementara tangan kirinya hanya berfungsi sebagai pelengkap." Begitu kata Mas Dwi.

Lalu apa hubungan gerak dengan karakter seorang anak? Ternyata, kerja tangan kanan itukan dikendalikan oleh otak kiri. Jadi kalau tangan kanan bergerak atau dilatih gerakan apa saja, itu sama dengan kita melatih otak kiri untuk bekerja. Sehingga otak kiri kita fungsikan secara maksimal dan sehatlah otak kiri kita. Otak kiri yang sehat dan berfungsi itu akan mendorong pemiliknya memiliki sifat kritis, logis dan sistematis sesuai dengan fungsi otak kiri yang mengendalikan sifat atau karakter itu. Begitupun sebaliknya terhadap otak kanan.

Ada ahli otak yang menggolongkan otak menjadi otak kiri dan otak kanan. Nah otak kanan ini katanya berhubungan dengan intuisi, rasa sayang, empati, dan sikap positif lain. Untuk itu otak kanan perlu dilatih atau diaktifkan. Salah satu caranya adalah dengan menggerakkan organ-organ gerak kiri (tangan kiri dan kaki kiri). Nah, selama ini dalam pembelajaran seringkali porsi gerak kebanyakan untik tangan kanan yang berarti juga mengaktifkan otak kiri. Sementara otak kanannya jarang dilatih. Jadi wajarkan kalau para siswa sejak kecil telah kehilangan potensi untuk memiliki rasa sayang, empati, sikap hormat, dan karakter positif lainnya.

Begitu pentingnya menyeimbangkan aktifitas otak kanan dan otak kiri. Lalu "Adakah gerak dalam KD Penjaskes atau dalam keseharian kita, yang menyeimbangkan keduanya???

Salam Gerak

Rabu, 10 Desember 2014

OBROLAN K-13 IBU RUMAH TANGGA



Peureulak, 11 Desember 2014

Obrolan  tentang Kurikulum 2013 ternyata bukan hanya milik para akademisi dan praktisi pendidikan. Bukan juga monopoli pejabat pemegang kuasa pendidikan di Kantor Kementrian Senayan Jaksel. Obrolan hangat tentang fenomena K-13 ini juga ternyata ada di tengah-tengah kehidupan rakyat kebanyakan, termasuk para ibu rumah tangga yang memang terkena dampak penerapan singkat K-13 di sekolah sejak 2 tahun lalu. Ibu-ibu rumah tangga yang dalam sinetron-sinetron televisi kita didominasi oleh peran-peran ibu yang kejam, gila harta, cinta buta dan ada juga yang punya ajian kesaktian laksana Brama Kumbara, kini telah masuk dalam pembicaraan dunia pendidikan yaitu Kurikulum 2013.

Obrolan para ibu rumah tangga tentang K-13 saya dengar dari suara ibu-ibu tetangga. Tidak terlalu berisik memang, namun saya bisa mendengar dengan jelas. Suara-suara yang datang dari keseharian interaksi sang Ibu dengan putera-puterinya. Suara-suara yang sebenarnya bisa dapat dikatakan sebagai keluh kesah para ibu saat anak-anak mereka membawa pulang K-13 dari ruang kelas kedalam ruang keluarga. Begitu luar biasanya K-13 mempengaruhi sebuah keluarga, baik itu keluarga di rumah tangga ataupun rumah sekolah. Hehehe, makanya sebelum menimbulkan gejolak Pak Menteri Langsung "gigit" tuh kurikulum buat distop sementara waktu. Alasan Pak Anies distop sambil dilakukan evaluasi.

Saya coba copy paste kan hasil "nguping" gak sengaja dari ibu rumah tangga. Katakanlah inisial si Ibu yang pertama bernama Ibu Cantik. Ibu ini sedang bincang-bincang dengan ibu lainnya yang kita sebut dengan inisial ibu Manis. Inilah copy paste dialong mereka berdua yang telah melalui proses editing agar lulus sensor...

Ibu Cantik : Apa kabar bu Manis, dari mana kok siang begini baru pulang
Ibu Manis : Kabar Biasa bu Cantik, masih sama dengan kemarin. Ni saya baru pulang, dari pajak (pasar).
Ibu Cantik : Enak udah pulang belanja, saya masih pusing mikiran PR anak saya.
Ibu Manis : Kok punya anak dipikirin sampe pikiran begitu, bu Cantik!
Cantik : ia, selama berlaku Kurikulum 2013 ini banyak betul tugasnya. Gurunya ngasih tugas terus tiap hari.
Manis : Tapi kan tugas itu maksudnya bagus Bu Cantik, supaya anak tambah cepat pinter.
Cantik : Bukannya tambah pinter bu Manis, tapi tambah pusing. Gurunya ngasih tugas, gak dijelasin, kata gurunya "kalo gak tahu, cari aja di internet, pake Google", begitu bu Manis.
Manis : wah enak betul gurunya kalo gitu.
Cantik : memang enak bu, katanya lagi "kalo gak tahu, pergi aja ke warnet atau ke warkop yang ada wifi, download bahan-bahannya". Apa gurunya piker semua kita di kampong ini pada punya laptop dan tablet ya. Kalo tablet obat sakit gigi sih banyak nih..hehehe
Manis : itulah bu Cantik, dipikir  gurunya kita ini udah kelebihan duit...hahaha
Cantik : Saya sampai pasang jaringan speedy, uang belanja saya kurangi supaya cukup untuk pasang jaringan speedy dan beli laptop. Laptopnya gak cukup satu, kakaknya juga harus dibelikan, kalau gak maka akan berantem berebut laptop. Dua-duanya mau ngerjakan tugas mandiri dari sekolah.

Begitulah, obrolan tentang tugas-tugas dari sekolah yang super banyaknya. Tidak jarang akhirnya tugas-tugas itu diselesaikan oleh si Ibu. Kalau Bapaknya gak usah diharap,lebih banyak diskusi di warung kopi dibandingkan diskusi dengan anaknya. Orang tua yang tingkat pendidikannya tamat SMA mungkin bisa membantu anak-anak belajar di rumah. Lalu bagaimanan dengan orang-orang tua yang tidak pernah mengecap pendidikan, bisa lebih seru lagi obrolannya.

Cantik: Belum lagi penilaiannya, untuk apa ada penilaian antar teman?
Manis: Itukan supaya dapat data/nilai yang valid bu, nilainya betul-betul nyata.
Cantik : Nyata dan ril pertama-tama saja bu, setelah penilaian itu  anak saya dimarahi sama temannya, malah diancam "awas kalau kau nilai jelek lagi, kuhajar nanti".
Manis : wah, ngeri juga kalo gitu.
Cantik : ia bu manis, akhinrya cari aman aja, nilai saja yang bagus-bagus, aman kan!
Manis : hahaha, jadinya anak-anak kita ahli copy paste ya bu!
Cantik : ia, sebab kalo dinilai betul-betul jadinya bisa berantem, kawan-kawannya pada marah.
Manis : Betul..betul..betul..memang penilaian antar teman itu tidak sama penerapannya. kalo di SMA mungkin bisa, tapi di Sekolah Dasar belum perlu diterapkan.
Cantik : jadinya anak gak nyaman belajar, harusnya belajar untuk memahami materi pelajaran eh malah sibuk mikirin penilaian itu juga.
Manis : betul lagi apa yang anak Bu Cantik katakana itu ya!
Cantik : anak saya malah sempat bilang "suasna belajar di kelas jadi MENCEKAM", mereka takut melakukan aktivitas seperti dahulu-dahulu, takut nanti dikasih nilai jelek sama temannya. Jadinya suasana kelas yang dulu GEMBIRA kini berubah jadi tegang. Saling intip dan saling mengintai sesame teman.
Manis : saying memang nasib anak-anak kita kalo begitu suasananya. Bukan tambah pintar anak kita, bisa-bisa jadi pada stress!
Cantik : stress lah bu, kita aja yang denger setres, apalagi mereka...aduh duh ...duh. Semoga saja kurikulum 2013 ini diganti, ya Bu Manis!
Manis : saya dengar-dengar juga gitu bu. Menterinyakan udah ganti, jadi kurikulumnya katanya mau diganti juga. Balik ke kurikulum lama lagi, tahun 2006.
Cantik : syukurlah kalo gitu, semoga anak saya bisa ceria seperti dulu lagi. Good bye K-13, hek deh.

Sekelumit dialog ibu rumah tangga ini ternyata seirama dengan kemauan pak Mendikbud. K-13 dihentikan sementara dan hanya diterapkan pada sekolah tertentu. Mungkin ini keputusan terbaik bagi kondisi bangsa kita yang masih menata diri.

Sampai jumpa lagi di Kurikulum berikutnya

SEMANGAT BERBAGI GURU EKONOMI



Peudawa, 10 Desember 2014

Berlanjut. Kegiatan berbagi dengan teman-teman guru di Aceh Timur kembali saya lakoni. Kali ini saya memenuhi undangan bu Endang Sriwati, S.Pd. guru Ekonomi SMAN Unggul Aceh Timur. Bu Endang meminta saya untuk mengisi kegiatan MGMP Ekonomi SMA. Beliau dipercayakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur menjadi ketua penanggung jawab MGMP Ekonomi SMA di kabupaten Aceh Timur.

Kemarin saya terima telpon dan sekaligus SMS dari Bu Endang. Katanya, teman-teman MGMP Ekonomi meminta saya untuk menjelaskan secara tuntas tentang Penilaian Kinerja Guru (PKG). Materi yang menjadi alternative kegiatan akhir tahun setelah materi K-13 simpang siur, bahkan cenderung akan dihentikan. Kan lucu kalau kurikulumnya sudah diperintahkan stop tetapi MGMP masih terus menerus diisi dengan materi-materi K-13. Lebih tepatnya lagi materi-materi dari bahan tayang para tutor nasional yang diputar lagi di daerah-daerah..hehehe. Jadi, daripada lesu kurang gairah, MGMP diisi dengan materi-materi yang memang sedang dibutuhkan guru, salah satunya tentang PKG ini.

Kegiatan hari ini berlangsung di salah satu ruangan di SMAN 1 Peudawa. MGMP berlangsung dari pukul 10.00 WIB s.d selesai. Tetapi sesi untuk saya hanya sampai jam 13.00 WIB. Jadi ada 3 x 60 menit kegiatan berbagi yang kami laksanakan di sekolah tersebut. Tidak terlalu lama memang, tetapi cukup untuk menambah wawasan guru ekonomi tentang apa dan bagaimana pelaksanaan PKG. Alhamdulillah, lancar.



Tanpa perkenalan saya langsung membuka presentasi (perasaan kayak udah dikenal luas aja). Presentasi dimulai dengan paparan umum PKG. Paparan ini saya sarikan dari Buku 2 Pedoman PKG Kemendikbud. Harus disarikan, karena tidak cukup waktu kalau pedoman itu dibacarakan. Maklum ada 228 halaman. Pastinya butuh waktu lama. jadi cukup dengan 12 slide power point semuanya bisa digambarkan. Masih umum memang, karena penjelasan detilnya akan dilanjutkan pada presentasi tahap dua.

Presentasi kedua saya coba berdiskusi dengan peserta MGMP. Semua peserta duduk secara berpasangan. Saya lihat ada 10 pasang, berarti ada 20 orang peserta MGMP yang hadir hari ini. Satu pasang peseta dilengkapi dengan 1 laptop. Hari gini guru belum berteman dengan laptop tentu sulit sekali hidupnya...piss. Selama lebih dari 60 menit peserta mencoba untuk menggunakan insturmen penilaian dan lembar pengamatan 14 kompetensi kinerja guru. Semua berjalan lancer, Alhamdulillah.

Kegiatan yang terasa begitu singkat, ditutup dengan makan bersama. Menu khas nasi bungkus Peudawa mengisi perut kami. Sekarang sudah ideal, otak sudah diisi, saatnya perut juga dapat jatah.

Sekian, sampai jumpa lagi di kisah berbagi selamnjutnya

Salam MGMP

Sabtu, 06 Desember 2014

BUAH DARI KONSISTENSI BER-IGI


SKB IDI, 4 Desember 2014

Tiada terlukiskan rasa Syukur saya, atas segala karunia yang telah diberikan-Nya. Tanggal 4 Desember 2014 yang begitu berbeda dari hari-hari yang sama di tahun-tahun lalu. Hilangnya ketakutan, suasana mencekam berganti dengan keceriaan dalam sebuah kegiatan berbagi. Berbagi pengalaman, berbagi ide, berbagi kerja, berbagi cerita, begitu banyak kegiatan berbagi dalam bingkai positif meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Kabupaten Aceh Timur.

Kegiatan seminar karya tulis ilmiah yang merupakan kegiatan IGI Aceh Timur ke-4 dalam bentuk seminar telah berjalan dengan sukses. Diantara kesuksesan tersebut ada yang tercatat sebagai capaian pertama selama IGI Aceh Timur hadir, antara lain:

1. Pembicara wanita pertama
Ibu Ameliasari Tauresia Kesuma (ketiga dari kiri), adalah pembicara perempuan pertama di kegiatan seminar IGI. Seminar pertama pada 26 Maret 2014 pembicara utamanya adalah pak Mohammad Ihsan (Sekjen IGI), kegiatan di SMKN 1 Peureulak itu membicarakan tentang pembuatan Best Practice guru. Seminar kedua pada tanggal 20 September 2014 dilaksanakan di SKB IDI, kegiatan ini membicarakan tentang pembuatan Proposal PTK. Pembicaranya semuanya laki-laki, ada Pak Khairudin (sekretaris IGI Aceh Timur), Pak Supiono (Korwas Disdik Aceh Timur), Pak Burhanuddin (Pengawas SD), dan saya sendiri. Lalu kegaitan Ketiga juga di SKB, pada tanggal 28 Oktober 2014. Kegiatan di hari sumpah pemuda ini menghadirkan pembicara tunggal pak Satria Dharma, Ketua umum Ikatan Guru Indonesia. Peserta yang hadir sangat banyak, melebihi 300 orang dan sebagian besar adalah kepala sekolah. Barulah pada 4 Desember 2014 seminar IGI menghadirkan pembicara perempuan pertama. Seorang pengarang Buku "Menulis PTK itu Gampang" serta memiliki banyak prestasi di bidang menulis telah membagikan sebagian pengalamannya kepada peserta seminar

2. Uniform IGI Kab. Aceh Timur
Uniform atau seragam "Biru" IGI Aceh Timur lahir tanpa perencanaan. Artinya ini mengalir begitu saja. Saat itu, 15 Oktober 2014 saya mendapatkan tugas In-2 Pendampingan K-13 di Banda Aceh. Saat kegiatan tersebut saya berjumpa juga untuk pertama kalinya dengan Bang Imran (Ketua IGI Aceh). Perjumpaan di Hotel Mekkah Banda Aceh itu membawa saya ke rumah Bang Imran. Kebetulan saja rumah beliau dengan dengan Kampus FKIP Unsyiah. Jadi, setelah selesai kunjungan ke FKIP kami singgah ke rumah beliau yang sederhana namun sangat asri sekali. Bang Imran menunjukkan beberapa koleks baju seragam yang ada bordiran "Ikatan Guru Indonesia Propinsi Aceh".
Saat itu saya berpikir alangkah indahnya kalau dalam setiap kegiatan IGI Aceh Timur seluruh panitia menggunakan seragam. Selain untuk promosi organisasi juga penting untuk mengontrol pemberian pelayanan panitia kepada seluruh peserta kegiatan. Saya pesan dua warna, hitam dan biru. Kedua baju itu saya pakai di Seminar Literasi tanggal 28 Oktober 2014, yang warna hitam saya pakai di H-1, sedangkan warna Biru saya gunakan di hari "H". Setelah kegiatan selesai, teman-teman IGI Aceh Timur mengadakan pertemuan untuk evaluasi kegiatan. Salah satu yang dibicarakan dalam kegiatan itu adalah menentukan baju seragam IGI. Dengan voting dipusutkanlah baju berwarna biru yang saya pakai menjadi Baju untuk panitia IGI.

3. Kehadiran Bapak Kepala Dinas Pendidikan
Dari 6 Kegiatan IGI Aceh Timur (2 Pelatihan dan 4 seminar), ini merupakan kehadiran PERTAMA Pak Abdul Munir, SE. M.Ap. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur periode 2012-2017. Di kegiatan sebelumnya beliau tidak bisa hadir disebabkan padatnya jadwal beliau sebagai kepala dinas. Malah lebih istimewa lagi, beliau datang sebelum saya sampai di lokasi kegiatan. Ketika saya tiba, saya meihat pak Kadis yang ditemani oleh Bang Agussalim, M.Pd. (Kabid Dikdas) dan Pak Jalaludin (Kabid PLS) Disdik Atim sedang meninjau lokasi. Pak kadis melihat kondisi kamar kecil yang ada di belakang kantor Ka SKB. Lalu saya ikut mendampingi ketika beliau meihat ruang belajar SKB, ruang inap, dan gedung "bakal" secretariat IGI. Alhamdulillah, kehadiran pak Kadis membuat seminar kali ini jadi berbeda.

4. Seminar hasil PTK Pertama se-Kabupaten Aceh Timur
Setelah Ibu Ameliasari selesai presentasi, kegiatan seminar ini menghadirkan 5 orang pemakalah dari kalangan guru dan pengawas Aceh Timur. Selama 14 tahun saya bertugas di Aceh Timur, ini adalah kegiatan seminar hasil PTK yang pertama. Betapa dengan berbagai kekurangan, guru di Aceh Timur berhasil memaparkan hasil tindakan mereka untuk memperbaiki proses pembelajaran di sekoalhnya masing-masing. Ada Pak Muhasir dan Bu Irmi dan SMAN Unggul Aceh Timur, ada Pak Supardi dari SMAN 1 Peunaron yang juga merupakan sekolah di daerah terpenci, dan ada Bu Azhaidar dari SMPN 1 Pante Bidari. Seorang pengawas SD tampil memukau sebagai pembicara terakhir, dia adalah Pak Delliadi, pengawas SD dari UPTD IDI yang juga merangkap sebagai panitia pendaftaran peserta. Alhamdulillah PTK mereka semuanya diberikan masukan-masukan sangat konstruktif dari Bu Amel yang telah menguasai Kegiatan PTK ini dengan sangat luar biasa. Masukan-masukan lain datang dari Tim Penilai KTI Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur yaitu Pak Supiono dan Pak Syafaruddin.

5. Kantor Sekretariat "Hadiah" Pak Kadis

Kehadiran pak Kadis Membawa berkah. Mengetahui berbagai kegiatan peningkatan mutu guru dilakukan secara swadaya peserta, pak kadis meresponnya. Gedung ini, dan fasilitas lain di SKB boleh dipakai oleh IGI dalam berkegiatan, semuanya secara gratis. Paling-paling kita berikan uang lelah untuk petugas kebersihan yang memang layak untuk disubsidi.
Sebuah awal yang menggembirakan sekaligus juga menantang atas hadir gedung secretariat ini. Semoga benar-benar bisa dimanfaatkan secara bijak oleh seluruh guru khsusunya organisasi guru seperti Ikatan Guru Indonesia. Dengan diberikannya kunci gedung ini, maka IGI bisa melakukan kegiatan menginap. Pak Kadis mengizinkan penggunakan Aula, kelas, dan ruang inap bila memang IGI Aceh Timur membutuhkannya. Terima kasih Pak kadis, semoga keputusan anda ini menjadi salah amal ibadah yang bernilai pahala. Amiin.

6. Kolaborasi meluas ke tim media cetak dan Radio
Pada kegiatan kali ini untuk pertama kali juga ada kolaborasi baru dengan tim media. Diakhir sesi, wartawan Rakyat Aceh yang juga pengelola Radio Cempala Kuneng (Radio Milik Pemkab Atim) meliput kegiatan. Malah, pada pukul 14.00 kegiatan diliput secara on air di berita siang. Tawaran kerjasama dinyatakan oleh Pak Ilyas Ismail agar IGI Aceh Timur bisa mengisi kegaitan talk show di Radio Cempala Kuneng (RCK). Jadwal akan segera disusun. Semoga lancer dan memberi manfaat.

Tiada yang mustahil bila DIA telah berkehendak. Tuhan tidak pernah tidur. Allah SWT mengabulkan setiap doa hambanya yang ikhlas dan tulus. Semoga karunia berupa suksesnya sebuah kegiatan seminar dapat meningkatkan rasa syukur khususnya anggota IGI Atim, serta terus menjaga semangat untuk berbuat bagi kemajuan pendidikan Aceh Timur di Masa depan.

Sebagai Ketua IGI Aceh Timur, secara pribadi saya mengucapkan terima kasih untuk Ketum IGI yaitu Bapak Satria Dharma, yang telah memberi dukungan nyata, memfasilitasi hadirnya bu Ameliasari ke Aceh Timur. Dan buat Bu Ameliasari semoga ini adalah awal kerja sama untuk mewujudkan cita-cita bersama Ikatan Guru Indonesia.

untuk seluruh pasukan BIRU Aceh Timur terima kasih, anda semua memang luar biasa....
Salam IGI.