Kamis, 27 Oktober 2016

SEJARAH SMAN UNGGUL (#2)


Pemilihan kata Unggul pada SMA Negeri UNGGUL Aceh Timur semoga menjadi berkah dari tulusnya cita-cita pendiri sekolah ini. Kepada para tokoh, orang tua, pejabat, siapapun yang terlibat termasuk Bang Din Dapur Bata sebagai orang yang menjaga seluruh bangunan sekolah ini, kami civa unggul mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas jasa-jasa bapak dan ibu yang telah "membidani" lahirnya sekolah ini.

Kapan pembangunan fisik (sarana dan prasarana) SMAN Unggul Aceh Timur dimulai?

Pada tahun 2004 Pemerintah Provinsi Aceh membangun sekolah ini. Gubernur Aktif pada saat itu adalah Bapak Abdullah Puteh. Di semester kedua, Penjabat Gubernur dipegang oleh Bapak Azwar Abubakar. Pembangunan sekolah ini dijuga didukung oleh dana sharing Pemerintah Kabupaten Aceh Timur. Pada saat itu Aceh Timur dipimpin oleh Bupati Azman Usmanuddin, Pak Bupati menunjuk lahan seluas 5 Ha di Desa Birem Rayeuk, Kecamatan Birem Bayeun Aceh Timur sebagai lokasi pembangunan.

Pada anggaran tahun 2004, Pemerintah NAD telah membangun 1 ruang administrasi, 1 ruang perpustakaan, dan 6 ruang belajar. Sementara pada tahun 2006 juga telah menambah bangunan 3 ruang belajar, 3 ruang laboratorium IPA, dan 2 unit asrama siswa serta 1 unit rumah kepala sekolah. Pembangunan berbagai sarana ini didorong oleh keinginan pemerintah agar pada tahun pelajaran 2005/2006 operasional sekolah bisa dilaksanakan. Namun ternyata keinginan ini belum bisa terwujud di tahun pelajaran 2005/2006.

Pada tahun 2008 Pemerintah NAD menambah fasilitas dengan membangun 4 unit asrama, 1 unit mushalla, 1 unit kantin/ruang makan, dan pagar keliling beton. Karena pengerjaan di tahun anggaran 2008 ini tidak siap, pengerjaan dilanjutkan tahun 2009. Pada tahun 2009 ini, terjadi penyelesaian akhir proyek sebelumnya, dan berhasil diselesaikan adalah pembangunan 1 unit mushala dan 2 unit asrama..

Sejak tahun 2004 sampai tahun pelajaran 2007/2008, niat pemerintah untuk Kabupaten Aceh Timur untuk membuka kegiatan (operasional) di SMAN Unggul Aceh Timur belum bisa terwujud. Beberapa orang kepala dinas yang mencoba membuka sekolah ini ternyata belum berhasil. Niat suci ini terwujud setelah setelah Bupati Aceh Timur Pak Azman Usmanuddin melalui Kepala Dinas Pendidikan Aceh Timur, Pak  Agussalim, baru bisa mewujudkan pembukaan kegiatan PBM di SMAN Unggul Aceh Timur. Pada tahun pelajaran 2008/2009 berhasil  menampung siswa 56 orang, dilanjutkan pada tahun pelajaran 2009/2010 sejumlah 161 orang. 

Saat ini, tahun pelajaran 2016/2017 sekolah ini telah menampung 320 orang siswa. Semoga makin berkembang dan terus berprestasi.

Salam literasi....

Rabu, 19 Oktober 2016

SEJARAH LAHIRNYA SMAN UNGGUL DI ACEH TIMUR


(Sebuah rangkuman sambutan pak Drs. Anas M. Adam, M.Pd. Direktur PSMA Kemendikbud)

Tidak  pernah terbayang sebelumnya seorang pejabat Kementrian Pendidikan bisa hadir di SMA Negeri Unggul Aceh Timur. Beliau adalah Drs. Anas M. Adam, M.Pd., selaku Direktur P-SMA Kemendikbud saat ini. Pertemuan ini anugerah, betapa tidak, saat SMA Negeri Unggul menggelar Kegiatan The First ERA (Education, Religion, and Art) Competition, di saat bersamaan juga beliau sedang menjadi pembicara tunggal dalam seminar pendidikan di gedung ISC Kota Idi. Info tentang kehadiran beliau di Kota Idi saya peroleh dari Pak Agussalim, M.Pd., Kabid Dikdas Disdik Aceh Timur. Sepontan saya niatkan untuk menghadirkan pak Anas ke SMA Negeri Unggul Aceh Timur.

Kata orang tua, setiap ada keinginan yang baik maka akan selalu ada jalannya. Saya hubungi pak Agus dan menanyakan kemungkinan menghadirkan pak Anas ke unggul. Pak Agus meminta waktu hingga pukul 10 malam. Lalu tepat pada jam 10 malam, hari jumat, 14 Oktober 2016, beliau menyatakan bahwa pak Anas bersedia singgah sebentar di SMA Negeri Unggul Aceh Timur. Wow, ini kejutan yang sangat membanggakan. Walaupun beliau berasal dari Aceh, tetapi secara struktural ini akan jadi kunjungan pejabat tinggi kemendikbud yang pertama selama sekolah ini aktif.

Singkat cerita (kalau dirunut bisa kepagian ni psotingannya gak kelar), tepat pukul 16.00 WIB, pak Anas tiba di SMAN Unggul Aceh Timur. Tarian ranup lampuan menggunakan instrumen aseli pun menyambut kedatangan pak direktur yang ditemani juga oleh Pak Jalaludin, M.Pd. Sekretaris dinas dan pak Agussalim, M.Pd. Kabid dikdas Disdik Aceh.

Selanjutnya pak Anas dan rombongan langsung masuk ke ruang guru dan melakukan diskusi singkat di sana. dalam paparannya, kami mendengarkan dengan khusyuk. Kenapa? Karena Pak Anas adalah salah satu aktor kunci lahirnya berbagai sekolah unggulan di propinsi Aceh, termasuk yang membidani lahinrya SMA Negeri Unggul Aceh Timur. Menurut keterangan beliau, pada 1990an, Aceh memiliki cadangan dana migas yang besar. Bagaimana dana yang besar ini bisa dimanfaatkan sehingga bermanfaat untuk rakyat aceh, salah satunya manfaat di bidang pendidikan. Pada saat itu, sektiar 1993 atau 1994 awal, tingkat pendidikan di Aceh tertinggal dari propinsi lain. Oleh karenanya, apabila ingin berada sejajar atau bisa mengungguli prestasi bidang pendidikan daerah lain, Aceh harus melakukan sesuatu yang tidak biasa. Aceh harus punya sekolah-sekolah yang bisa menampung perwakilan siswa siswi dari seluruh aceh dan para siswa ini nantinya bisa bersaing dalam berbagai ajang di level nasional. Lalu muncullah ide membuat sekolah unggulan. Ide ini datang dari Sang Gubernur waktu itu, Profesor Ibrahim Hasan.

Ide sekolah unggulan mengemuka, dan diharapkan bisa menjadi semacam percontohan untuk pendidikan menengah di Aceh yang berkualitas selevel sekolah di kota-kota besar macam jakarta, medan, bandung, surabaya, dan lain-lain. Namun, pak Anas menyarankan agar tidak memunculkan kata unggul dalam sekolah yang akan didirikan.

Setelah ide mendirikan sekolah unggulan dimatangkan, melalui diskusi-diskusi dengan berbagai pihak, termasuk DPRD Aceh waktu itu, baru pada tahun 1994 beridirlah SMA Modal Bangsa di Banda Aceh (Aceh Besar). Pada tahun ini, yang menjadi Gubernur Aceh adalam Profesor Syamsudin Mahmud. Untuk bidang keagamaan, didirikanlah Dayah Ruhul Islam Anak Bangsa di Banda Aceh. kenapa dibuka juga Dayah, menurut pak Anas, Dayah juga harus mendapat perhatian yang sama dengan sekolah umum. Kedua lembaga ini ternyata memang memberikan nuansa baru, sejak mereka berdiri, maka prestasi aceh dalam ajang-ajang pendidikan menengah tingkat nasional mulai dapat berbicara banyak.

Setelah kedua lembaga itu dikenal, uang migas di Aceh pun masih banyak, lalu dibuatlah beberapa buah sekolah unggulan di kabupaten/kota lain selain Banda Aceh dan Aceh Besar. Maka berikutnya kita mengenal ada SMA Wira Bangsa di Meulaboh, Putra Bangsa di Aceh Utara, dan sekolah-sekolah unggulan lainnya yang menggunakan nama akhir dengan sebutan BANGSA.

Beratnya memenuhi apa yang tertulis dari kata Unggul membuat pemimpin Aceh saat itu menggunakan kata bangsa, namun itu tidak terjadi di Aceh Timur. Entah bagaimana di Aceh Timur sekolah unggulannya benar-benar menggunakan nama unggulan dengan nama lengkapnya adalah SMA NEGERI UNGGUL ACEH TIMUR. Wow, ada kata UNGGUL nya di situ, pantas aja rada berat dikit ngurusinnya.

Lokasi yang dipilih sebenarnya bukan di lokasi yang sekarang, melainkan di daerah Bukit Panjang yang sekarang ditempati oleh SMA Patra Nusa 2. Lokasi ini dipilih karena mengantisipasi adanya pemekaran dan dipilih supaya dekat dengan Ibu Kota Aceh Timur yang lama yaitu Kota Langsa. Namun apa daya, ternyata pemekaran terjadi pada tahun 2003, Aceh Timur terbagi menjadi Kabupaten/kota. Dan sayangnya adalah Ibu Kota Aceh Timur yang baru yaitu Kota Idi, berada lebih jauh ke SMAN Unggul dibandingkan jarak dari unggul ke Kota Langsa.

Dalam paparannya, Pak Direktur meminta agar semua warga unggul menyadari sejarah berdirinya sekolah ini, beserta tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai melalui pendirian sekolah ini. Semoga, apa yang dicita-citakan para pendahulu dapat kita capai dengan dukungan semua pihak, khusunya masyarakat Aceh Timur.

Di ujung sejarah singkat ini saya sebagai Kepala SMA Negeri Unggul Aceh Timur mengucapkan teirma kasih atas kehadiranpak Direktur ke sekolah kami dan bersedia untuk menutup The First ERA Competition 2016. Semoga kita berjumpa lagi di lain kesempatan.

Sebelumnya saya mohon maaf, ini tidak menggambarkan keberadaan SMA Negeri Unggul Secara Utuh. Ada masukan dari seorang teman FB bahwa keterangan-keterangan berbagai pihak dibutuhkan untuk menjelaskan sejarah sekolah ini secara lengkap. Saya memang belum bermaksud menjelaskan secara detil para pemangku kepentingan yang ada di Kabupaten Saat sekolah ini memulai operasionalnya di tahun 2008. Semoga ke depan saya dan rekan-rekan guru di sekolah ini bisa menerbitkan sebuah buku tentang Sejarah berdirinya sekolah ini.

Salam Literasi,


Babe Nurdin
Kepala SMAN Unggul Aceh Timur, sejak 2015

Minggu, 04 September 2016

SEMINAR LITERASI DI BENER MERIAH



Seminar Gerakan Literasi Sekolah yang dilakukan Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bener Meriah Propinsi Aceh begitu menantang. Bukan hanya menantang karena lokasi pelaksanaan di Dataran Tinggi Aceh, SMAN 2 Bandar Kabupaten Bener Meriah, tetapi memang banyak kejutan berupa tantangan yang menyertai seminar ini. Mau tau apa saja tantangannya!!!
Tantangan Pertama, perjalanan saya sebagai Fasilitator dari Kota Peureulak ke Kota Pondok Baru terbilang menantang, mungkin lebih tepatnya tak sesuai jadwal. Ketua IGI Kab. Bener Meriah, Pak Alimin Sutoyo berencana menjemput kami sepulangnya beliau dari Medan, tepat setelah shalat Jumat, 2 September 2016  selesai. Saya senang sekali mendengar akan dijemput, sehingga nantinya bisa melewati jalur baru, yaitu jalur Bekas Pabrik Kertas Kraft Aceh (PT KKA). Jalur baru ini katanya bisa menghemat waktu perjalanan sebesar 3 Jam. Wow, ini tantangan menarik dan pastinya akan menyenangkan, jalan baru dengan suasana baru bikin hilang jenuh mendaki hingga ke dataran tinggi nanti.
Namun kenyataannya berbeda. Hingga pukul 20.00 WIB, penjemputan tidak terjadi. Untuk situasi yang semi gawat ini, akhrnya saya putuskan pergi dengan mobil sendiri menggunakan jalur Lama. Tantangannya tentu menjadi lebih berat, waktu tempuh yang lebih lama, kedatangan di pagi buta, menelusuri jalur lama yang berkelok, sempit dan jalan yang tak mulus. Satu kata “yakin pasti selamat, karena ini misi suci menyebarkan perintah Iqra, perintah literasi untuk guru-guru di Bener Meriah.
Tantangan Kedua. Jam 3 Subuh saya yang ditemani Anak Pertama saya, sudah tiba di Simpang Tritit. Ini adalah simpang yang jalurnya paling saya hafal saat hendak ke Bener Meriah. Untuk mengisi 2 jam lagi menjelang subuh, kami parkirkan mobil di Mesjid Tritit dan mengambil posisi kursi rebah ke belakang alias posisi tidur. Cuaca yang dingin, mesin mobil kami matikan, maka 2 jam berlalu hingga azan subuh bangunkan kami terasa begitu singkat.
Tantangan ketiga, pagi buta selesai shalat subuh kami langsung bergerak menuju Bener Meriah, yaitu di Kecamatan Bandar. Luar biasa, baru 5 menit bergerak, sudah menemukan pengumuman “maaf, jalan anda ditutup karena ada perbaikan jembatan”. Waduh, gimana nih. Jalur ini Cuma yang saya tahu, mesti lewat mana. Kami pun berusaha menelusuri jalur-jalur alternatif hasil bertanya kepada warga. Dan ini juga nantinya yang menghantarkan kami tersesat. Masuk ke jalur buntu yang penuh dengan rumput gajah. Mungkin body mobil pun banyak yang tergores ringan sebab jalan yang sempit dengan sisi kiri kanan ditumbuhi rumput gajah. Susah payah, akhirnya saya bisa memutar kepala mobil dan siap meninggalkan jalan buntu tersebut. Keluar jalur buntu kami masuk jalur besar. Ini pasti menuju Kecamatan Bandar, namun ternyata jalan ini pun putus di tengah jalan, mobil tak bisa melintasi jalur ini. Akibatnya kami mundur dan segera belok kanan, namun ternyata, jalan ini berujung di lapangan pacuan Kuda. Oh, perut lapar tapi jalur yang dicari belum juga ketemu. Kami berbalik putar haluan. Di persimpangan kembali kami bertanya pada warga, jalur baru pun didapat. Menulusuri jalur baru yang cantik membuat kami yakin, ini pasti ke Bandar yang kami tuju. Lah, rupanya ini jalan berujung disimpang jalan kembali ke Perlak. Luar biasa, berputar putar hampi 2 jam, ujungnya malah berada di jalan kembali ke rumah. Ah, putar haluan lagi dan bertanya lagi kepada penjaga kedai yang kali ini jawabannya agak kurang ramah. Hehehe
Tantangan keempat. Singkat cerita,setelah bertanya beberapa kali, tibalah kami di rumah Pak Alimin Sutoyo, ketua IGI Bener Meriah yang mengundang saya. Tantangan mandi air dingin, hehehe. Kalo aja gak inget mau ngasih materi Literasi, rasanya mending gak usah mandi. Pasti dingin banget ini. Musim kemarau saja di sini airnya kayak air es batu, apalagi ini sedang musing penghujan. Dahsyat ini tantangannya.
Tantangan kelima, memberikan presentasi sementara kondisi sangat lebih karean semalaman nyetir mobil sendirian gak ada supir serap. Saya minta waktu 1 jam untuk bicara, eh ternyata tembus 2 jam. Alhamdulillah tantangan utama sukses dalam presentasi telah saya lalui.
Hingga tulisan ini dibuat, rasanya ingin segera tidur, tapi siap shalat magrib nanti, para anggota IGI Bener Meriah menunggu di sebuah tempat yang asyik untuk berdiskusi pengembangan IGI Kab. Bener Meriah. Semoga acara nanti malam sukses.

Bandar, 3 September 2016.
Nurdin

Waketum IGI pengembangan regional sumatera

Rabu, 24 Agustus 2016

JATUH PADAMU


Tak tahan rasanya hati ini karena telah membuat mu bersedih. Tiada niatan untuk membuat menangis apalagi sampai melukai perasaan mu. Namun, aku hanya manusia biasa yang kadang tak bisa mengendalikan emosi, ego, dan kekurangan nalar nurani. Kadang tak mampu hadir dengan cinta yang bagai dulu sebab beban hidup yang kupikul saat ini sejujurnya memang tidaklah ringan lagi. Engkaupu tahu itu.

Sayang, tahukah kamu, betapa setiap kali membayangkan kau menangis karena aku, hati ku juga tak kuasa menahan pilu. Betapa air mata mu itu adalah benda yang bisa bikin kalbu ku tergetar, tak sanggup. Benar-benar tak sanggup aku melihat ia berderai, turun di pipi mu yang putih, meskipun usia mu tak semuda dulu, namun air mata itu tetap sama nilainya bagai dulu. Itulah, air yang kehadirannya selalu bikin aku resah, setiap rencana bisa berubah, bahkan keyakinan terhadap apa yang telah kulakukan pun bisa sirna. Air mata mu, semoga tak lagi keluar karena sedih, tak lagi meluncur deras karena hati perih. Perih karena luka oleh sayatan kata-kata dan tingkahku yang kadang kulakukan tanpa kusadarai. Doaku, semoga air mata bahagia saja yang boleh keluar dari matamu yang indah.

Kasih, makin berat beban ini maka semakin kubutuhkan dirimu, hadir di dekatku, temani aku, bantu aku, dan sokong aku hingga tunai semua hak, semua kewajiban, dan segala amanah yang telah diembankan kepadaku. Aku butuh kamu, benar-benar butuh. Bukan karena siapa-siapa, bukan karena apa-apa, aku butuh engkau karena memang hanya engkaulah yang bisa melaksanakan tugas itu. Dan, karena alasan itulah dulu aku jatuh pada mu.

Manis, kuingin bahagiakan dirimu, bukan dengan apa yang aku punya, aku ingin bahagiakan mu dengan apa yang aku yakini kuat bahwa dirimulah bidadari, anugerah Tuhan pada diriku yang asing, sendiri di alam fana ini. Kuingin bahagiakan dirimu, sebesar keinginan ku tuk hidup terus bersamamu, dari alam dunia ini hingga kita sama-sama nanti menghadap kepada Nya. Percayalah.

Cintaku, baru sekejap kita tak bersama, terpisah karena emosi ku juga,kini  kutanggung beban rindu dibalut dengan penyesalan tiada berujung. Hanya satu harapan yang masih tersimpan, kuingin meminta maaf lagi kepadamu, dengan ketulusan hati mu yang putih bersih, berilah lagi aku kesempatan untuk jatuh pada mu. Semoga engkau tetap percaya, tiada akan ada sesiapapun bisa gantikan dirimu di hidup ku.


Cinta mu

Sabtu, 16 April 2016

LITERASI PEMBANGKIT PRESTASI




Mengemban tugas sebagai Kepala Sekolah unggulan adalah sebuah tugas yang tidak ringan. Berbagai tantangan menghadang dari berbagai sisi. Kekurangan-kekurangan alamiah yang ada memang dipandang lumrah, maklum sekolah sedang berproses menuju kondisi ideal sebagai sekolah unggul di Kabupaten Aceh Timur. Kekurangan di beberapa standar bercampur dengan tingginya ekspektasi / harapan masyarakat agar sekolah ini dapat memroses siswa input menjadi siswa output yang cemerlang.

Salah satu persoalan yang dialami adalah prestasi siswa. SMA Negeri Unggul dituntut untuk terus berprestasi, baik itu dalam ajang resmi maupun ekstra. Misalnya, dalam melaksanakan Ujian Nasional harus paling jujur dan hasilnya juga harus paling bagus se Aceh Timur. Selain itu, bila sekolah ini mengikuti lomba-lomba akademik, juga harus menjadi juara umum. Harapan-harapan tersebut tentu harus diwujudkan dengan berbagai upaya yang sebelumnya telah dilakukan, tetapi hasilnya memang belum terlalu memuaskan.

Diskusi-diskusi bersama teman-teman guru, wakil kepala sekolah, siswa, dan warga sekolah lainnya, ternyata ada persoalan mendasar yang selama ini belum berhasil diatasi, yaitu minat dan budaya membaca di sekolah. Para guru begitu padat jadwal tugasnya, sejak pukul 7.15 s.d pukul 16.00, setiap hari mengajar. Sehingga budaya baca menjadi terabaikan.

Para siswa juga mengalami hal yang sama. Seolah merasa puas karean bisa masuk ke sekolah ini, maklum, masuk ke sini susah, harus ada tes akademik, wawancara dan tahun ini mungkin akan ada tes urine pula. Kebiasaan membaca para siswa harus ditumbuhkan, agar terjadi perubahan wawasan, pengetahuan, dan kesadaran akan pentingnya belajar untuk meningkatkan komptensinya. Membaca pada akhirnya menjadi sebuah kebutuhan bersama yang harus dilakukan pula secara bersama-sama. Dalam hal positif ini saya mungkin boleh menggunakan bila ingin berubah sekolah harus bertransformasi menjadi JAMAAH LITERASI...hehehe

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kemendikbud. Dengan dukungan dana program Gerakan LItertasi Sekolah, saat ini SMA Negeri Unggul Aceh Timur telah memiliki pustaka yang representatif, indah, dan memiliki koleksi buku yang jauh lebih baik. Kalau dahulu, sebelum ada GLS ini, buku di perpustakaan adalah buku-buku teks pelajaran. Tetapi sekarang, semua telah berubah, banyak buku non pelajaran yang memancing hasrat pengunjung untuk membaca buku telah tersedia. Meskipun secara jumlah belumlah ideal. Butuh banyak koleksi bukuu-buku non teks pelajaran yang harus diboyong masuk ke perpsutakaan sekolah.

5 bulan telah berlalu, program Gerakan Literasi Sekolah telah dijalankan. Hasil yang diperoleh ternyata sangat fenomenal. Bisa dibilang ini adalah tahun kembangkitan prestasi SMA Negeri Unggul Aceh Timur. Bayangkan saja, sekolah yang hanya dkenal sebagai jawara kegiatan akademik semisal OSN, saat ini ternyata juga telah berprestasi di ajang Olimpiade Olaharaga dan Festival seni. Tidak tanggung-tanggung, total piala yang diboyong dari kedua ajang ini adalah lebih dari 19 buah. 9 piala merupakan tropi juara pertama. Luar biasa.

Di bidang akademik juga lebih fenomenal lagi. Tahun lalu, Tim ISPO berhasil menembus babak Final yang berlangsung di SMA Semesta Semrarang. Karya yang dihasilkan ternyata memiliki kualtas yang tidak kalah dengan sekolah Internasional yang ada di Banda Aceh, Fatih School. Sekolah yang berada jauh dari ibukota propini ini ternyata telah mampu berkontribusi dan mewakili Aceh di ajang bergengsi dan bersekala nasional ini. Luar biasa. Kebiasaan membaca sebagai manisfestasi GLS menghantarkan anak-anak ini mencapai prestasi gemilang.

Bulan ini, kembali terjadi kejutan, seorang peserta OSN Bidang Fisika berhasil Menembus Level Nasional yang akan berlangsung di Palembang. Satu-satunya wakil fisika dari Aceh dan berasal dari Kabupaten Kecil. 3 kota yang selalu hadir mewakili Aceh ke level Nasional adalah Banda Aceh, Aceh BEsar dan Lhokseumawe. Kali ini SMAN Unggul Aceh Timur mampu menyandingkan diri sejajar dengan kota-kota maju tersebut.

Semoga, Literasi yang telah menjadi pembangkit prestasi sekolah tetap dapat diperahankan. Sekolah anda ingin berprestasi, maka jadikan literasi sebagai pembangkitnya.

Salam

Kamis, 31 Maret 2016

Dedikasi Bang Korwas



Sejak mengenalnya tahun 2009 beliau tidak pernah berubah. Kesederhanaan dan ketulusan menjalankan titah masih seperti yang dulu. Tak pilih-pilih, apakah itu pelosok yang dituju, gunung bercampur lembah yang harus dilalui, beliau tetap pergi menghampiri para guru dan siswa yang merupakan stakeholder utama kerja pendidikan. Merekalah yang harus diutamakan, bukan yang lain, bukan saya, bukan kamu, dan bukan yang itu. Ngerti, kan! Ngurus pendidikan adalah ngurusin dan ngelayanin siswa agar mereka bisa jadi generasi emas di masa depan dan kelak memimpin negeri ini. Jika anda masuk dalam kerja pendidikan tapi mencari kaya, jabatan, dan kepingin cuma enaknya aja, sebaiknya minggat saja dari sini. Kelaut sana.

Sosok sederhana ini bersama saya dilantik sebagai pengawas sekolah. Saat itu Aceh Timur sedang membenahi lembaga pengawas sekolah. Merubah image "tempat parkir bekas kepala sekolah" menjadi lembaga yang profesional dan siap mendukung program-program pemerintah di bidang pendidikan. Pelantikan yang sangat sederhana di Aula Dinas Pendidikan Aceh Timur  yang lama di Kota Langsa. SAya masih ingat, waktu itu yang dilantik pengawas semua, plus satu orang pejabat eselon (menengah). Ternyata kalau yang dilantiknya pengawas, suasana setelah pelantikan beda, gak ada yang ngajak makan-makan...hehehe. Coba kalau pelantikan kepala sekolah, setelah pelantikan pasti nyelonong ke tempat makan paling pas. Ya pas harganya, juga pas rasanya.

Silh berganti, saya dan sobat akrab ini berbagi peran. Kalau ada permintaan untuk melatih atau menjadi fasilitator, saya akan langsung terima, menyanggupi. Begitu tiba tanggal mainnya, biasanya sering beradu jadwal, langsung saja saya meminta dengan hormat beliau untuk didaulat menjadi fasilittator dadakan. Kompak, tak ada pilih-pilih kerjaan. Semua beban dibagi merata, begitu juga hasilnya tak pernah tertukar. Waktu situasi masih belum terlalu kondusif. Beberapa daerah pedalaman masih meninggalkan jejak konflik. Namun begitu, Alhamdulillah, kami bisa menjalaninya dengan selamat, aman hingga saat ini.

Bukan cuma job sebagai fasilitator, jatah pelatihan keluar daerah pun kami bagi sama. Tentu saja saya paling senang kalau ada tugas pelatihan di Jakarta, bisa sekalian pulang kandang, eh .. pulang kampung. Paling gak enak kalau pelatihannya di Banda Aceh, bosen. Mungkin karena sudah terlalu sering maka timbulnya bosen. Kenapa sering? itu tentu ada sebabnya. SAat itu masih ada beberapa orang pengawas senior yang bertahan. Jadi kalau jatah mereka pergi pelatihan, bisanya banyak halangannya, ada acara keluarga, kurang sehat, atau tidak bisa IT. Sehingga saya dan sahabat saya itulah yang bergantian berangkat. Untung sekarang sudah lebih maju, sehingga panitia bisa mendeteksi mana yang ahli pelatihan dan mana yang bukan.

Banyak sudah yang dihasilkan oleh kolaborasi kami di lembaga pengawas. Antara lain telah terbentuknya lembaga pengawas yang profesional. Orang-orang muda berkumpul dan saling mendukung. Kenaikan pangkat sekarang lebih mudah. Kenapa? karena para pengawasnya bisa memberikan bimbingan terlebih dahulu sebelum diujiankan atau diseminarkan.Intinya, semua karya itu sudah bisa dinikmati oleh guru dan siswa saat ini.

Suatu ketika, sobat saya berniat membeli mobil. Maka usahalah dia, sehingga terbelilah mobil Toyota tipe LGX. Alhamdululllah, sekarang mobil LGX BL 889 JZ sudah menjadi mobil dinas, alias seirng ditumpangi sama orang dinas. Hehehe. Mobil itu banyak jasanya bagi dunia pendidikan di ACeh Timur. Banyangkan saja, para kepala dinas yang punya DIPA saja mobilnya plat merah. Eh malah pengawas yang hanya menerim agaji dan TPP ini harus menjalankan program itu. Namun begiktu, kami berdua tetap stabil waktu itu. Walaupun mobil pribadi sudah menjadi seperti mobil dinas 

Saat ini, beliau adalah anggota dewan  pembina GI Aceh Timur. Semoga apa yang beliau cita-cita tercapai dan kelak akan memimpin dinas pendidikan ini. Semoga bisa tetap kolboarsi meskipun tupoksi kita sekarang berbeda.

wassalam




Senin, 04 Januari 2016

HARI PERTAMA SEKOLAH, APA YANG TERJADI?

Libur semester ganjil telah berlalu. Hari ini, 4 Januari 2016 saatnya sekolah di mulai lagi. Tahun berganti, semester juga telah berlalu, sekolah terus melaju sesuai dengan kalender akademik yang telah ditentukan oleh tiap sekolah. Rutinitas ini sebetulnya bukan hal baru, setiap tahun pasti ada liburan, baik itu libur semester ganji atau di semester genap. Suka cita semua warga sekolah saat menyambut hari libur datang. Semoga liburannya menyenangkan dan menambah semangat untuk melanjutkan kegiatan di semester genap.

Hari pertama di SMA Negeri Unggul, diisi dengan kegiatan pengajian malam senin. Kegiatan berdasarkan kurikulum dayah (Pesantren) ini tidak kalah pentingnya dengan kegiatan siang hari yang menggunakan kurikulum 2013 (kurikulum kemendikbud). Sayang malam tadi saya tidak bisa menemani para siswa mengaji. Menjelang magrib saya sudah harus berangkat pulang ke perlak, maklum, ada 2 ekor ikan kakap seberat 5,5 Kg hasil pancingan ananda di Renggali harus segera dibawa pulang. Telat sampe di rumah bisa berabe, ikannya jadi busuk dan tak enak lagi diolah jadi makanan.

Hari ini, saya berangkat lebih cepat, jam 6.10 pagi saya sudah memacu Mr. Black menuju sekolah. Semangat dalam dada menyambut hari pertama semester genap 2015/2016. Meskipun selama liburan, menjelang pergantian tahun, saya tetap hadir ke sekolah, tetapi sepi, tidak ada guru, dan juga tiada siswa. Berbeda dengan hari ini, pasti rame, ada anak-anak unggul yang menyapa dengan salam, cium tangan sambil mengucapkan "apa kabar babe?" Akan ada juga guru yang ucap salam dan bersalaman. selanjutnya bercerita sedikit tentang apa yang terjadi selama liburan. Hahaha, tertawa kala ada cerita lucu, walaupun cerita itu musibah, tapi jadi lucu saat para pendengar coba menganalisis kejadian-kejadian tersebut.

Kejadian-kejadian yang diceritakan para guru, dan bahkan staf tata usaha itu beragaram. Misalnya Bendahara saya, saat pergi bersilaturahmi ke Banda Aceh dan Takengon, rumahnya didatangani tamu, tentu saja tamu tak diundang. Namanya tamu tak diundang, tentu bukan mau minta air minum jamuan tamu resmi. Si tamu tak diundang ini membawa pulang tabung gas di rumah bendahara. Ini cerita sedih betul saat pertama kali saya dengar. Saat itu diceritakan pada malam tgl 31 Desember 2015, di ruang TU saat kami makan ikan bakar rame-rame, bersama staf keamanan alias satpam. Begitu teganya si tamu tadi, kok tabung gas pula yang dicuri. Kenapa gak dengan berasnya aja sekalian. Lah, ternyata berasnya juga udah hampir digondol, tapi gak jadi. Untuk apa juga si tamu bawa beras, kan belum waktunya sarapan..hehehe. Untungnya pintu penghubung dapur dengan ruang tengah aman terkunci, kalau saja tidak, mungkin dispenser dan air galon isi ulang ikut diboyong.

Empat hari berlalu, tepatnya hari ini, saya mendengar pembicaraan malam itu diulangn di ruang TU. Kali ini ibu bendahara sedang berbagi cerita dengan wakil bidang sarana. Ternyata, wakil sarana kam ini kedatangan tamu tak diundang, yaitu maling. Hehehe. Si maling ini berhasil masuk ke ruang tamu, dan mendapatkan hasil yang lebih besar yaitu tv keluarga yang baru dibeli..hehehe, maklum, yang didatangai si maling ini adalah rumah kedua, rumah baru wakil sarana. Mendengar TV wakil sarana ini diangkut oleh maling, tentu membuat bendahara kami agak terhibur, "ternyata masih ada yang lebih parah lagi kecurian di tahun 2015 lalu"....

Mari kita lupakan kejadian atau musibah di seputaran kota langsa. Walaupun bayak rumah yang saya dengar didatangi tamu tengah malam, kota itu tetap menjadi tujuan bagi warga disekitarnya. Maklum, beberapa tempat hiburan masih aman untuk dikungjungi, antara lain kolam renang vitra tirta raya, pemancingan di renggali, sampai wisata kuliner dan mainan anak di lapangan merdeka. Tetapi itu tadi, harus waspada terhadap tamu malam. Jangan lupa, gunakan pintu cadangan sebelum meninggalkan rumah. Hari ini, di SMAN Unggul Aceh Timur berlangsung PBM dengan normal. Dimulai dengan upacara bendera, gotong royong membersihkan kelas antara wali kelas dengan siswa di kelasnya. Setelah itu diikuti dengan PBM. Ada gangguan sedikit pada roster, karena kelas 3 akan fokus pada mapel yang di UN kan, maka ada sedikit Delay PBM di kelas 3 hari ini. Namun secara umum sukses.

Menjelang sore, kira-kira pukul 4, ada telpon dari `korwas yang saat ini merangkap sebagai kepala SMAN 1 Peureulak. Diskusi dengan korwas dan satu orang pengawas Menengah mengendurkan saraf-saraf akademik yang hari ini kerja agak lebih frekuensinya. Maklum, begitu banyak tagihan kepsek yang masih jadi PR. Semoga,hari pertama ini menjadi awal menuju kesuksesan di semester genap 2015/2016.

Selamat belajar. jangan lupa, Membaca dan menulis dengan tekun. Pasti pinter....