Kamis, 05 September 2013

PENGAWAS ERA BARU

MEMFASILITASI MGMP

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan sebuah wadah berkumpulnya para guru berdasarkan jenjang pendidikan dan mata pelajaran. Wadah ini menjadi sangat strategis bagi para guru karena dapat menjembatani para guru untuk dapat bertemu, berdiskusi, saling tukar informasi seputar pelaksanaan tugas profesi di sekolah masing-masing beserta segala persoalan dan langkah penyelesaiannya. MGMP menjadi wadah yang paling murah, karena pertemuan ini dapat dilakukan di sekolah, sehingga tidak memerlukan banyak biaya dan perizinan yang rumit dalam pelaksanaannya. Peserta MGMP adalah para guru, menyebabkan wadah ini semestinya tidak akan pernah kekurangan peserta dalam setiap pelaksanaannya.

Di Kabupaten Aceh Timur sudah sangat sering para guru bertemua dalam sebuah MGMP. Pertemuan ini umumnya dilakukan dipusat-pusat kecamatan yang dapat dijangkau dengan angkutan umum oleh para peserta. Selain di ibu kota kecamatan, MGMP juga diadakan di Ibu Kota Kabupaten, khususnya untuk MGMP jenjang Pendidikan Menengah (SMA / SMK). Letak SMA/SMK di Kabupaten Aceh Timur yang memiliki sebaran geografis berjauhan menyebabkan MGMP SMA/SMK sering diadakan di Kota Idi – Ibu Kota Aceh Timur. Sementara untuk MGMP SD dan SMP lebih sering dilakukan di Ibu Kota Kecamatan yang menjadi pusat Gugus Pendidikan.

Materi yang dibahas dalam MGMP idealnya mencakup 4 kompetensi guru. Namun, pada kenyataannya sering fokus bahasan seputar Metode Belajar, Pendalaman Materi, dan sedikit menyinggung tentang Karya Tulis Ilmiah sebagai kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Jika dilihat dari empat kompetensi guru – paedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional – maka MGMP baru mendiskusikan 2 kompetensi saja, yaitu paedagogik dan profesional. Masih Jarang sekali MGMP membahas tentang kompetensi sosial dan kepribadian.

Kurangnya porsi diskusi MGMP terhadap kompetensi sosial dan kepribadian menunjukkan bahwa dua kompetensi ini dianggap sudah tidak ada masalah lagi sehingga tidak penting untuk diagendakan dalam MGMP. Pengalaman dalam pelaksanaan MGMP di Aceh Timur selama ini, dari seluruh Kompetensi Inti Guru yang berjumlah 24 buah, baru kira-kira 45% komptensi yang dibahas dalam MGMP. Misalnya kompetensi yang ke-19, “berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.” Kompetensi ini memiliki dua sub kompetensi yaitu, 1) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan; 2) Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Kompetensi ini jarang sekali dibicarakan dalam MGMP di Aceh Timur. Hal ini dapat dilihat dari minimnya para peserta MGMP yang mengikuti lomba-lomba penulisan hasil inovasi pembelajaran, baik tingkat propinsi maupun tingkat nasional.

Begitu juga dengan kompetensi yang lainnya, masih banyak yang belum masuk dalam agenda MGMP. Bicara yang ideal memang tidak selalu dapat diwujudkan dalam kenyataan. Tanpa bermaksud mengecilkan makna pelaksanaan MGMP selama ini, khususunya yang terjadi di kabupaten Aceh Timur, rasanya perlu untuk disampaikan beberapa hal yang butuh perbaikan.
  1. Kurangnya perhatian dari dinas pendidikan. MGMP yang dilaksanakan umumnya menggunakan dana dari propinsi (APBA), jarang sekali APBD mengalokasikan anggaran untuk kegiatan MGMP. Atau bisa jadi dinas pendidikan sudah mengusulkan alokasi anggaran tapi ditolak oleh DPRK.
  2. Pelaksanaan MGMP sering dadakan, tidak terencana dengan baik, hal ini karena menunggu pencairan dana pelaksanaan MGMP dari propinsi. Akibatnya kegiatan MGMP selalu berada di penghujung tahun antara bulan September sampai Nopember setelah dana MGMP turun.
  3. Kurangnya SDM yang dapat memberikan pencerahan dalam proses MGMP. Hal ini berdampak pada sedikitnya pertemuan dan sedikitnya juga peserta MGMP.
  4. Peserta MGMP monoton, artinya orangnya itu-itu saja. Ada pergantian peserta, tetapi bukan karena kebutuhan melainkan menggantikan peserta lama yang sudah promosi menjadi kepala sekolah.
  5.  MGMP yang berjalan lemah dalam tindak lanjut. Hasil-hasil MGMP sepertinya tidak membantu kinerja guru secara signifikan malah cenderung dilupakan.
  6. Para guru belum memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya melakukan MGMP. Apabila ada kesadaran tersebut, diharapkan para guru dapat mewujudkan sebuah MGMP yang mandiri berdasarkan tuntutan kebutuhan profesi.

Mengingat betapa pentingnya peran MGMP bagi peningkatan kualitas guru yang akan bermuara pada terciptanya peningkatan kualitas pendidikan, kini mulai ada kebijakan Kementrian Pendidikan untuk melakukan revitalisasi MGMP. Sebagaimana disampaikan oleh Dr. Zamroni, Direktur Pendidikan Menengah Umum, dalam sebuah presentasinya tentang persoalan revitatlisasi ini. Menurut Zamroni, MGMP di masa depan akan diarahkan untuk :
v  Mengembalikan jati diri dan watak guru               
(Percaya diri, Jujur dan objektif, Menegakan kebenaran, mencegah kebatilan, Antisipatif, Menekankan pada pencegahan, menjadi Bapak            dan sahabat siswa).
v  Meningkatkan penguasaan materi ( Materi dasar, Aplikasi materi, Pengembangan materi ).
v  Meningkatkan kemampuan aplikasi PBM
v  Memahami dan melaksanakan innovasi
-          Pembelajaran kooperatif
-          Memanfaatkan  peralatan modern dalam pembelajaran
-          Guru sebagai Fasilitator, pelatih dan tutor
-          Kemampuan berpikir dan memberi makna
-          Kemampuan menjalin hubungan dan bekerjasama
v  Menciptakan kebersamaan dan   persaudaraan
-          Melihat dan membicarakan kebaikan fihak lain
-          Saling memberikan perhatian dan    pertolongan
-          Memperkuat silaturahmi
-          Mengembangkan rasa saling percaya
v  Membangun kesadaran politik
-          Melek politik
-          Aktif berpolitik, mandiri, non partisan
-          Membangun kebersamaan pandangan politik
-          Memperjuangkan pandangannya

Dengan penuh harapan, semoga MGMP Kabupaten Aceh Timur ke depan dapat berperan lebih baik lagi bagi peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Aceh Timur khususnya. Dengan niat dan harapan yang baik, pada hari ini kami akan melaksanakan MGMP Biologi SMA se Kabupaten Aceh Timur di SMA Negeri 1 Idi Rayeuk. Acara akan dimulai tepat pukul 14.00 WIB. 

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus