Kamis, 09 Januari 2014

Pengawasan Perdana di SMKN 1 Julok

Hari ini, Kamis 9 Januari 2014 adalah kunjungan perdana saya ke SMK Negeri 1 Julok Kabupaten Aceh Timur. Sebelum sampai di Julok, saya singgah di kantor Dinas Pendidikan untuk melakukan apel pagi. Apel dimulai tepat pukul 08.15 WIB. Setelah mengikuti apel, yang hari ini dipimpin langsung oleh pak Kadis, saya langsung pake helm, jaket anti angin, meluncur lincah menuju ke sekolah binaan di pesisir Kota Julok.

Hanya butuh waktu 30 menit, saya sudah sampai di kecamatan Julok. Sebuah kecamatan yang lumayan ramai dalam wilayah Kabupaten Aceh Timur. Setelah berbelok ke arah pesisir, langsung terlihat beberapa kegiatan di hari pertama semester genap 2013/2014. Saya sempatkan memantau
Tokoh Masyarakat Julok
SMPN 4 Satu Atap, dan berbincang-bincang dengan tokoh masyarakat setempat. Tidak banyak topik pembicaraan yang dibicarakan, namun semangat beliau yang coba saya tangkap adalah tentang pentingnya pendidikan bagi generasi aceh masa depan, "kita tidak bisa bersaing dengan penduduk dari negara lain kalau pendidikan kita jelek", kata beliau. Setelah saya menyatakan setuju dengan komentarnya itu, si bapak lalu menceritakan sedikit kisah hidupnya di pesisir Julok.
Tidak ingin ketinggalan momen pemantauan hari pertama sekolah di semester genap ini, saya langsung mohon pamit pada si Bapak, dan segera berbelok menuju jalan yang akan menghantarkan saya pada pintu gerbang SMK Negeri 1 Julok. Kunjungan perdana, entah apa yang akan saya jumpai, masih menjadi teka-teki. Tanpa memerlukan waktu lama, paling lama mungkin 5 menit, itupun karena saya tidak terlalu mahir dan belum terbiasa juga dengan situasi jalan dipinggiran tambak penduduk, sampailah saya di pintu gerbang sekolah.

Tak jauh dari pintu gerbang, sebuah kantin, berbentuk gubuk, telah menanti kedangan saya, dan ternyata di dalam kantin tersebut sedang terjadi dialog antara pak Kepala SMKN1 Julok dengan Pak Ketua Komite.

Sambutan dengan kopi khas Aceh merek "Ule kareng" segera membasahi kerongkongan. Dilengkapi dengan gorengan hangat, terjadilah pembicaraan pembuka secara santai antara pengawas seklah, kepala sekolah, dan ketua Komite. Pembicaraan di kantin ini di dominasi oleh kegiatan pembangunan beberapa gedung yang memang sedang berlangsung pengerjaannya. Setelah dirasa cukup "pemanasanannya", kami pun segera menuju ke ruang kantor dewan guru.

Betapa bahagianya saya, karena saat mulai memasuki ruang kantor guru, ada kegiatan yang sedang dilakukan oleh para guru, antara lain pendataan barang-barang laboratorium yang baru saja tiba dari
Bersama pak Kepsek
dinas. Setelah menyapa beberapa guru, antara lain sahabat lama saya, Pak M. Nasir, lalu ada Pak Rahmad, dan beberapa guru lain, termasuk satu guru PPL dari Universitas Muhammadiyah Panton Labu.

Dari Laboratorium mesin perkapalan, dialog dilanjutkan di ruang kepala sekolah. Diskusi hangat di ruang kepala sekolah antara lain membahas tentang :

  1. Sejarah singkat SMKN 1 Julok, sejak pendirian hingga perjuangannya sampai hari ini.
  2. Kondisi tenaga pengajar (guru), jumlah guru PNS baru 11 orang, telalu banyak masih guru yang dibutuhkan, belum lagi untuk guru produktif, semua guru produktif merupakan guru bakti yang memerlukan biaya dari sekolah untuk membayar honorariumnya.
  3. Diskusi sedikit melebar ke luar pagar, pak kepsek menjelaskan tentang budaya warga sekitar sekolah yang umumnya mencerminkan budaya masyarakat pesisir yang berkarakter keras, "keras seperti debur ombak di pantai, pak din", begitu pak kepsek menjelaskan singkat.
  4. Satu isu penting yang saya sampaikan tentang kinerja pengawas masa kini. saya sampaikan secara terbuka kepada pak kepsek, juga disaksikan oleh pak ketua komite,
    Ketua Komite Sekolah
    "pengawas saat ini berbeda dengan sebelumnya, kedatangan pengawas saat ini ke sekolah adalah dalam rangka menjalankan tugas pengawasan, pengawas sudah menerima gaji untuk tugas ini, plus tunjangan profesi, plus uang jalan dari dinas - walau tidak terlalu besar - cukup untuk mendukung kegiatan pengawasan, jadi tidak usah lagi bagi-bagi amplop pada pengawas yang datang." Pak kepsek masih merasa tidak biasa dengan penyampaian saya tadi, tapi pada akhirnya beliau faham bahwa pengawas datang ke sekolah tidak lagi mencari uang tetapi menagih kinerja kepala sekolah dan guru serta warga sekolah lainnya dalam melaksanakan layanan pendidikan bagi rakyat. Apakah layanan yang diberikan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau belum, apa yang bisa pengawas sekolah bantu agar mutu sekolah meningkat, dan lain-lain.

Menutup diskusi di ruang pak kepsek, saya mengisi buku pembinaan pengawasan dan mencatat 3 hal penting yang merupakan rangkuman dari diskusi bersama dengan pak kepsek dan pak ketua komite. Setelah mengunyah sebuah ranup (sirih), saya pun mohon pamit. Situasi pada saat pamit inilah biasanya kepala sekolah memberikan amplop yang berisi uang (uang bensin biasanya) untuk pengawas. Alhamdulillah, saat kunjungan ini kepala sekolah komit dengan apa yang saya sampaikan di dalam tadi "jangan ada komersialisasi jabatan pengawas." Memang, uang untuk pengawas itu sebaiknya digunakan bagi kepentingan sekolah saja. Percayalah, pengawas yang datang ke sekolah sudah siap dengan segala sesuatunya termasuk uang untuk beli bensin dan makan siang. Tapi tetap saja, pak kepsek tidak mau mengalah, nampaknya telah diinstruksikannya seorang guru membeli oleh-oleh khas pesisir untuk saya bawa pulang. Nah, ini gak bisa dielak lagi, ikan asin nikmat khas Julok pun nyangkut di honda dinas.

Suasana makan siang di Julok
Setelah berpamitan, diskusi kecil berlanjut dengan guru-guru, antara lain membahas tentang perkembangan SMK Negeri 1 Julok dan dunia pendidikan aceh timur pada umumnya. Diskusi ini ditutup dengan makan siang di samping galon Julok, dengan menu khas aceh tentunya "Kari Kambing".
Terima kasih buat pak M. Nasir yang telah menemani makan siang saya tadi, dan juga buat pak Rahmadsyah Putra yang telah bersedia membayar semua yang ada di atas meja makan. Semoga mendapat ganjaran yagn setimpal.

Demikianlah kunjungan di SMKN 1 Julok. Sampai jumpa di kunjungan berikutnya.




3 komentar: