Sabtu, 08 November 2014

LIPUTAN KHUSUS DARI KARANG INONG



Hari Sabtu yang menyenangkan. Saya, untuk pertama kalinya bias berdiskusi dengan guru-guru di SMP Negeri 3 Ranto Peureulak. Adalah Bu Hajijah, sahabat saya yang telah meminta saya untuk mau datang guna melakukan diskusi dengan dewan guru di sekolah itu. Undangan yang sangat penting karena saya memang belum pernah bermusyawarah dengan dewan gurunya. Kunjungan ke sekolah ini biasanya dalam rangka monev Ujian Nasional atau keperluan yang bukan diskusi.

Faktor cuaca memang hampir saja menggagalkan jadwal ke SMPN 3 Ranto Peureulak yang terletak di Gampong Karang Inong. Hujan sejak pagi mengguyur deras. Langit pun mendung, merata seolah pertanda matahari akan terlambat muncul hari ini. Makin ditunggu hujan bukan mereda tetapi malahan semakin deras. Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB. Tidak ada waktu lagi untuk menunggu. Bila saya tetap menunggu tentu tidak bisa tiba tepat waktu. Janji kami adalah pukul 09.00 WIB mulai kegiatan. Saya bulatkan tekad dan meluruskan niat bahwa kegiatan ini adalah untuk berbagi ilmu dan bersilaturahmi dengan teman-teman, para guru yang luar biasa pengabdiannya di sekolah tersebut.

Satu setel baju ganti pun saya masukkan dalam tas. Tak lupa semua perlengkapan elektronik saya masukkan kantong plastic besar. "Jangan dibuang yah plastiknya," kata Isteri saya yang membantu persiapan di pagi itu. Untunglah jaket hujan warna kuning yang biasa saya pakai masih dalam kondisi baik untuk menahan tetes air hujan yang turun dari langit. Oli mesin sepeda motor plat merah juga baru 2 hari lalu saya ganti. Dan rante pun telah diservis. Maka persiapan saya rasakan cukup matang untuk menempuh perjalanan selama 45 menit nonstop.

Basah kuyup kaki saya. Celana panjang yang saya pakai tetap basah karena tempiyas air di jalan. Kecipratan. Kondisi jalan yang becek tentu memaksa saya tidak bisa berkendara dengan kecepatan tinggi. Demi keselamatan, kuda besi itu saya pacu dibawah 80 Km/jam saja. Alon-alon asal kelakon kata orang timur tengah (Jawa Timur dan Jawa Tengah). Alhamdulillah, sebelum jam 9.00 saya sudah ada di lokasi. Sebuah sekkolah yang biasanya hanya saya lewati saja saat menuju Peunaron. Teman-teman telah menunggu. Mereka juga basah kuyup. Malahan ada guru yang dari Kota langsa juga menempuh perjalanan menggunakan sepedar motor. Guru perempuan sekarang tidak bisa dianggap remeh lagi. Bayangkan, jarak Langsa-Karang Inong itu butuh waktu 1,5 sampai 2 Jam. Namun sobat guru ini tetap setia pada janji tugasnya.Luar biasa.



Acara dibuka oleh wakil kepala sekolah. Kebetulan kepala sekolah yang memang masih Plt pun tidak hadir. Mungkin beliau ada kesibukan lain.Jadi murnilah kegiatan ini antara saya dengan dewan guru. Setelah kata sambutan singkat, maka sayapun langsung memulai kegiatan diskusi. Materi diskusi diisi dengan bahasan yang sedang hangat "Kurikulum 2013". Saya pun tidak menyangka teman-teman minta diskusi tentang K-13 ini. Padahal hampir semua guru telah dipanggil mengikuti pelatihan dan K-13, baik yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Propinsi Aceh maupun Disdik Kab. Aceh Timur.

Ternyata para guru SMP ini memang cerdas-cerdas dan punya motivasi tinggi. Proses diskusi tanpa henti meski listrik 4 kali mati. Satu buah RPP yang akan dipakai untuk minggu kesembilan pun berhasil disusun. Mereka betul-betul kompak. Kopi dan gorengan ringan tak pernah sepi dari atas meja. Saya malah sampai tidak sanggup makan lagi, lantaran melimpahnya snack buat fasilitator.

Shalat zuhur sedikit terganggu oleh sebuah insiden. Insiden kecil yang berlaku karena kurangnya perawatan maksimal kamar kecil sehingga tersumbatnya lubang paralon saluran air. Saya diarahkan untuk berwudhu di kamar kecil perpustakaan sekolah yang letaknya pas di belakang mushalla sekolah. Tapi saying, perpustakaannya agak berantakan, hehehe. Mungkin karena belum ada program literasi sekolah maka pustakanya terbengkalai.

Ada satu hal yang tak bisa saya lupakan. Makan siangnya sangat menyenangkan. Suasana akrab terjalin seolah seperti keluarga saja. Memang suasana akrab ini mereka pertahankan sejak dulu. Ini membantu para guru untuk tetap fresh dalam bertugas. Maklumlah sekolah ini berada di daerah yang tidak begitu ramai penduduknya. Gedung sekolah dikelilingi oleh kebun milik PTPN. Bu wakasek menyumbangkan tumis ikan cumi (kok dia tau kalo itu ikan kesukaan saya!).

Lewat jam 4 sore. Kami harus menghentikan kegiatan. Bila tidak segera dihentikan, dikhawatirkan guru yang domisili di Kota langsa akan telah pulang ke rumah. Mereka memberikan PR buat saya, "Bapak harus kemari lagi, kami belum faham penilaian". PKG dan Laporan Penilaian Diri pun perlu mendapat priotas. Jadi, sampai jumpa lagi di pertemuan selanjutnya.

Salam Pengawas


Nurdin, S.Pd. M.A.

3 komentar:

  1. Saya merasa bangga karena telah menjadi salah satu alumni dari smp tersebut....

    BalasHapus