Kamis, 05 Januari 2017

PELAKSANAAN SEMINAR HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SEKOLAH




(Kepala Sekolah SMAN Unggul Aceh Timur, Wakil Ketua Ikatan Guru Indonesia/IGI Regional Sumatera). Jabatan dan Pangkat seorang guru idealnya berkorelasi dengan kompetensinya. Guru Pembina tentu akan memiliki kompetensi yang lebih baik dibandingkan dengan Guru Pertama, Guru Muda maupun Guru Madya. Perbedaan kompetensi guru antar jabatan/pangkatnya dimungkinkan antara lain disebabkan adanya perbedaan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang telah diikuti oleh guru.

Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi guru, merupakan sebuah kewajiban sekaligus kebutuhan dalam rangka peningkatan kompetensinya. Pelaksanaan PKB ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Negara  Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permeneg PAN-RB) Nomor 16 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa kenaikan jabatan / pangkat guru ditentukan oleh pencapaian angka kredit yang harus diperoleh guru. Perolehan angka kredit ini diperoleh dari pelaksanaan kegiatan dari unsur utama dan unsur penunjang. Unsur Utama dicapai melalui kegiatan pendidikan (melanjutkan studi untuk pemenuhan kualifikasi tertentu), pembelajaran/ pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, dan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB).

Kegiatan PKB ditempuh melalui 3 sub unsur kegiatan yaitu: 1) melaksanakan pengembangan diri, 2) Melaksanakan publikasi ilmiah. Dan 3) Melaksanakan karya inovatif. Pada tulisan kali ini, penulis fokus pada pelaksanaan publikasi ilmiah. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan oleh guru dalam melaksanakan publikasi ilmiah adalah membuat karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya, diseminarkan di sekolahnya, disimpan di perpustakaan. Apabila seorang guru membuat laporan, misalnya laporan penelitian tindakan kelas dan diseminarkan serta disimpan di perpustakaan sekolah, maka guru tersebut memperoleh angka kredit untuk kegiatan PKB sebesar 4 (empat) kredit.

Ada guru yang bertanya “apakah boleh kalau laporan PTK yang dibuat oleh guru tidak diseminarkan?” Menurut Koordinator Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur, Bapak Supiono, M.Pd., apabila laporan PTK itu tidak diseminarkan maka angka kreditnya tidaklah 4 (empat), melainkan hanya diberikan kredit sebesar 2 (dua) saja. Artinya, tanpa diseminarkan laporan PTK guru akan berkurang sebesar 50% angka kreditnya. Hal ini tentu akan merugikan guru.

Melaksanakan seminar di sekolah sepintas memang mudah, para peserta bisa berasal dari guru di sekolah, menghadirkan tim penilai, dan ada minimal satu orang pemakalah (guru yang akan memaparkan hasil penelitiannya). Persoalan yang dihadapi adalah dari mana biaya pelaksanaan seminar ini? Persoalan dana memang sering mengemuka dan dijadikan salah satu alasan mengapa sangat sedikit sekolah yang menyelenggarakan kegiatan seminar untuk para gurunya.

Di SMA Negeri Unggul Aceh Timur, kegiatan PKB rutin dilaksanakan hampir setiap bulan. Kegiatan PKB – termasuk seminar PTK – dimasukkan sebagai bagian Gerakan Literasi Sekolah. Dengan masuknya agenda seminar dalam program Gerakan Literasi Sekolah, dapat menanggulangi persoalan biaya. Hal ini disebabkan biayanya bisa menggunakan dana-dana yang ada di sekolah. Kesadaran para guru juga penting untuk dibangun. Para guru telah menyadari betapa pentingnya kegiatan seminar hasil PTK sehingga secara suka rela mau memaparkan Laporan PTK nya dan guru-guru yang lainnya menjadi peserta seminar.


Mencermati begitu pentingnya pelaksanaan seminar dan kaitannya dengan kenaikan pangkat/jabatan guru, seluruh pihak berkepentingan diharapkan memberikan dukungan agar seminar hasil PTK guru dapat terlaksana secara teratur. Pelaksanaan seminar hasil penelitian guru ini pada akhirnya bukan hanya bermanfaat untuk guru, tetapi juga menjadi wahana berbagi pengalaman antar guru, baik guru di satu sekolah maupun dengan guru-guru dari sekolah yang lain. Semoga ke depan para guru tidak lagi canggung mempresentasikan hasil penelitiannya. Semangat berbagi pengalaman diharapkan juga makin terpupuk dan menjadi guru yang makin profesional.

(sudah publish di Media Citra Aceh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar