Minggu, 07 Oktober 2012

SUPERVISOR MANAGEMENT

THE MODERN SUPERVISOR



Pengunjung yang budiman, tadinya postingan ini mau saya tulis dalam bahasa Inggris, sambil berlatih sebelum kunjungan ke Singapore dan Malaysia pada 5,6 dan 7 Nopember 2012. Tapi baru satu kalimat aja udah bingung mau ngelanjutinnya..hehehe..Takutnya gak sampe apa yang diinginkan dari tulisan ini. Pembaca bisa lihat, judulnya sudah oke betul, kan! (Jampoek_Aceh).

Dalam seminggu ini, saya fokus membaca Bab 2 buku karya Surya Dharma, PhD. tentang Wibawa dan Profesionalitas Pengawas Sekolah. Lumayan menarik bukunya. Isinya tentang bagaimana pemikiran pak Surya dalam rangka peningkatan kinerja pengawas sekolah. Pada detik-detik akhir membaca buku itu, muncullah ide menulis postingan ini. Jadi, apa yang kali ini saya tulis ada yang memang dari isi bab 2 buku tersebut. Untuk menambah wawasan, saya juga menambahkan dengan beberapa slide presentasi Pak Hendarman, Ph.D. Salah seorang dosen yang sangat komunikatif, selain mengajar di UI, Pak Hendarman bertugas di Pusat Penelitian dan Inovasi Kurikulum Kemendikbud, di Senen Jakarta Pusat.

Agar dapat menggambarkan perbedaan antara pengawas masa kini (modern) dengan pengawas masa lalu, kita bisa membandingkan dalam banyak variabel atau faktor pembeda. Oleh karena itu, kita coba lihat perbedaan itu pada tabel di bawah ini. Tabel ini pun aselinya berjudul TRANSFORMATION OF HIGHER EDUCATION MANAGEMENT.  Tapi saya rasa ini penting untuk diketahui oleh pengawas sebagai tenaga fungsional tertinggi dalam sistem pendidikan kita.


Faktor Pembeda
Old Paradigm/
Pengawas Jadul
New Paradigm /
Pengawas Modern
Strategy
Planned
Entrepreneurial
Structure
Hierarchy
Network
System
Rigid
Flexible
Staff
Title + Rank
Helpful
Style
Problem-Solving
Transforming
Skills
To Compete
To build
Shared-Value
Better-Sameness
Meaningful-Difference
Focus
System/
Institution
Institution/
Individual
Source of Strength
Stability
Change
Leadership
Dogmatic
Inspirational

Itu yang saya kutip dari slide presentasi pak Hendarman. Untuk faktor leadership misalnya, dulu sering pengawas itu berprilaku seolah sedang menyampaikan dogma tertentu, sulit berdiskusi yang dua arah. namun sekarang, pengawas harus mampu menginspirasi banyak orang di sekolah binaannya, agar terus berbuat yang terbaik bagi profesi yang sedang diemban. 

Pengawas jadul juga terbawa gaya menjaga stabilitas, sehingga kalau observasi kelas akan senang saat menjumpai kelas yang tenang, adem, gak ribut, walaupun di dalam kelas kadang siswa sedang tertidur sekalipun. Stabilitas identik dengan ketenangan. Tapi pengawas sekarang beda, kami sudah faham tentang model-model pembelajaran, kami juga diajarkan paradigma baru pendidikan yang telah berubah dari teaching menjadi learning. Sehingga akan senang kalau ada kelas yang ribut, berarti ada learning di dalam kelas itu, diskusi, bermain peran, demonstrasi, atau memang sedang praktek membuat drama yang skenarionya perang teluk.

Fokus pengawas saat ini pada akhirnya memang pendampingan individu. Setiap guru harus bisa dipastikan pernah mendapatkan pembinaan dari pengawasnya. Hal ini berbeda dengan pengawas jadul, yang umumnya cuma sampe di ruang kepala sekolah...hemm. Faktor lainnya bisa teman-teman analisis sendiri ya.

Sedangkan dari buku pak Surya Dharma kira-kira bisa kita baca dari rangkuman yang saya buat di bawah ini. Tentu saja saya memaparkan dengan redaksi bahasa sendiri, tujuannya agar bisa dibaca dengan santai saja, tidak terlalu serius.


No
Faktor Pembeda
Guru Jadul
Guru Modern
1
Pola rekrutmen
Subyektif, sesuai selera bupati/walikota atau dinas
Tes, dengan memperhatikan kualifikasi dan kompetensinya, sesuai Permendiknas 12 thn 2007
2
Kriteria calon pengawas
Siapa saja boleh jadi pengawas, termasuk yang sudah hampir pensiun, guru atau kepala sekolah bermasalah, atau PNS dari dinas lain yang ingin memperpanjang menunda masa pensiun
Guru III.c, punya pengalaman 8 tahun mengajar. atau
Kepala sekolah III.c, pernah jadi kepala sekolah minimal 4 tahun,
Kualifikasi akademik S1 atau S2.
3
Jam kerja
Gak jelas, terserah kapan mau kunjungan ke sekolah, tidak terjadwal
Terjadwal, harus melakukan 24 jam tatap muka per minggu, sehingga dalam setiap minggu harus mengunjungi sekolah binaan
4
Posisi dalam struktur organisasi
Bagian Tenaga Fungsional, Kanwil Depdikbud Propinsi
Tidak jelas..hehehe
5
Pakain dinas saat ke sekolah binaan
Baju Safari dengan 8 kantong, 4 kantong di luar, 4 kantong lagi di bagian dalam baju. Kata pak surya, hanya pengawas kala itu yang bisa menjawab kenapa kantongnya sampai 8 buah.
Baju biasa, kadang batik atau baju dinas harian, sama seperti yang digunakan guru dan kepsek
6
Fokus utama kunjungan
Jalan-jalan melihat keadaan sekolah, ngecek kamar mandi, taman, dll, ditemani oleh kepala sekolah
Melakukan pembinaan, pemantauan, atau bahkan untuk mengadakan pelatihan, sesekali melakukan pemantauan
7
Kendaraan yang dipakai saat kunjungan ke sekolah
Umumnya kijang, yang dibeli saat menjabat kepala sekolah
Pake sepeda motor, angkot, dan ada yang numpang mobil pengawas lain.
8
Respon sekolah binaan saat dikunjungi
Banyak yang takut, dan berdoa semoga pengawas tidak datang lagi
Ada yang mengundang untuk berbagai kegiatan.
9
Kemampuan ICT
Kurang, jarang yang marah kalau dikasih RPP dalam bentuk soft copy, harus tulis tangan
Mantap, tidak menolak untuk berbagi soft copy
10
Rata-rata usia pengawas
Rata-rata berumur 53 saat diangkat
Rata-rata berumur 35 saat mulai bertugas
  
Tentu saja kebenaran dari tabel itu tidak berlaku absolut. Selalu ada the bad people or the good people pada jaman dulu dan masa kini. Dan tentu saja masih banyak perbedaan lain bila kita memang mau menelitinya secara cermat. Satu hal mungkin yang mesti kita sepakati dengan diri kita, bahwa dimanapun, apapun, posisi dan peran kita, semua bermuaranya satu pada peningkatan kualitas anak didik kita agar kelak menjadi anak bangsa yang mampu hidup lebih sejahtera dari kita berbekal ilmu yang diperoleh dari guru-gurunya...Insya Allah, Amin...









2 komentar:

  1. hehehe... banyak sekali perbedaan ya antara pengawas jadul dan modern... perbedaan tersebut mengundang tawa.. ada tawa sinis, senang dan bercampur-campurlah.. intinya pengawas memang harus muda, karena muda enerjik, produktif, dan kreatif. kalo tua kreatif juga alias kreak dan primitif....

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pak 5, analisisnya dalam dan menyentuh ke dasar persoalan, walau selera humor itu pada akhirnya kembali membuat kita terapung di samudera real world...

      Hapus