Senin, 17 April 2017

SEJARAH SMAN UNGGUL


(BAGIAN #3)




Sabtu cerah ini, tepat tanggal 15 April 2017 saya menghadiri acara perpisahan Generasi 8 SMAN Unggul Aceh Timur. Acara yang perencanaannya saya desain, tapi saat pelaksanaannya saya datang sebagai tamu yang akan dilepas kepergiannya. Hari ini adalah minggu ketiga saya resmi tidak menjabat kepsek lagi di sekolah yang telah 9 tahun bersama saya, baik sebagai guru, pengawas, konsultan PBM dan terakhir sebagai Kepsek.

Agak telat saya dan rombongan dari SMKN Taman Fajar (tempat tugas saya yang baru) tiba di Unggul. Suasana cerah buah dari doa civa unggul agar acara bisa berjalan lancar. Di depan ruang lobi sekolah, saya berjumpa dengan orang yang sangat berpengaruh bukan hanya pada karir saya sebagai PNS, tetapi beliau adalah tokoh kunci “Hidupnya” SMAN Unggul Aceh Timur yang sempat terbengkalai selama 4 tahun, Dialah Bapak H. Agussalim, SH, MH. Merupakan salah satu tokoh kunci beroperasinya sekolah ini pada tahun 2008.

Sejak dibangun sarana fisiknya (gedung) pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2007, sekolah ini memiliki kepala sekolah pertama (K-1, sebutan di unggul) yang bernama Bapak Drs. M. Thaib M. Syah, M.Pd. Sejak dilantik awal Tahun Pelajaran 2007/2008, Pak Kepsek 1 Unggul tidak memiliki guru dan tidak memiliki murid. Aneh, kan! Inilah kenyataan pahit yang penuh tantangan betapa sebuah sekolah unggul tidak memiliki peminat. Tidak ada satupun wali murid dan murid tamatan sekolah menengah pertama yang mau masuk menjadi siswa SMAN Unggul Aceh Timur. Satu tahun beliau berstatus Kepala Sekolah “Jomblo” dan tunggal. Hehehehe.

Tahun 2008, Jabatan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur dipegang oleh Bapak H. Agussalim. Putera Peureulak yang sangat konsern pada peningkatan kualitas pendidikan di Aceh Timur. Betapa tidak, sejak Kota Langsa dan Aceh Tamiang menjadi daerah otonomi dan lepas dari Aceh Timur sebagai kabupaten induk, prestasi kabupaten Aceh Timur di bidang pendidikan sepertinya mengalami penurunan dan kalah bersaing dengan Kota Langsa dan Tamiang yang secara fasilitas pendidikan memang telah lebih baik. Dalam rapat pertama kepala sekolah di rumah beliau, seluruh kepala sekolah diminta untuk menyebutkan nama, nama sekolah, dan jumlah murid. Tiba giliran Kepsek 1 Unggul tersebutlah bahwa Jumlah Murid NOL. Spontan Bapak Kepala Dinas Terkejut mendengar ada sekolah unggul yang tidak punya murid.

Langkah cepat diambil pak Kadisdik Aceh Timur ini. Esoknya beliau meninjau langsung lokasi sekolah yang masih terisolir, belum punya jalan sendiri. Jalan menuju sekolah masih pinjam pakai jalan kampung. Kenapa terisolir, karena meskipun ditemani oleh Kabid Dikmen saat itu, Pak Bustami, Pak Kadis tersesat, salah jalan dan bukan menuju ke unggul tapi masuk ke dapur bata. Begitulah misteriusnya lokasi sekolah ini, sampai-sampai kepala dinas tersesat salah masuk.

Setelah mencari jalan yang benar, pak kadis pun berhasil masuk ke unggul dan melihat kondisi nyata sekolah yang sedikit mengerikan. Halaman tengah ditumbuhi semak yang tingginya di atas kepala kita. Tidak ada jaringan listrik, air, dan akses antar gedung juga putus. Selain gedung, maka sekeliling sekolah adalah tanah lumpur yang hanya bisa dipijak pada saat musim panas, ketika musim hujan datang, maka tanah yang ada kembali ke wujud aselinya sebagai tanah persawahan.

Pak kadis yang nekat ini lalu menerapkan strategi unik. Anggaran yang ada di Dinas pendidikan Kab. Aceh Timur diplot khusus untuk mengaktifkan SMAN Unggul Aceh Timur. Dilakukan seleksi guru dari sekolah-sekolah yang ada di Atim. Terpilihlah 17 guru pertama yang menjadi guru perintis unggul. Sejak seleksi penerimaan guru yang saat itu diadakan di SMAN 1 Rantau Seulamat, status Jomblo Pak Thaib pun hilang, sekarang Sang Kepala Sekolah ini sudah memiliki mitra kerja, yaitu para guru ditambah dengan staf tata usaha yang berjumlah 2 orang. Kalau tidak salah saya, nama Ka. TU adalah Pak Efri, dan Bendahara Sekolah adalah Bu Nazla Khairani. Tapi tetap saja sekolah ini aneh. Dibantu pak Kadis, sekolah sudah punya kepala sekolah, guru, TU, dan juga anggaran yang melimpah, tapi sayangnya belum punya siswa.

 H. Agussalim, Pak Kadis yang sangat lincah dalam mengambil kebijakan ini tidak kehabisan akal. Tahun Pelajaran 2008/2009 dibuatlah promosi penerimaan siswa baru sman unggul aceh timur. Selain itu, beliau menjemput para siswa dari SMA-SMA yang ada di Aceh Timur. Usaha ini berhasil. Unggul punya murid, 1 lokal kelas XI MIPA, dan 2 Lokal Kelas X. Kelas XI pertama ada 20 orang. Tetapi lama-lama siswanya gak betah dan balik lagi ke sekolah asal. Siswa yang bertahan hingga tamat dan menjadi alumni pertama berjumlah 10 orang. Kami menyebutnya laskar pelangi unggul jilid 1. Hehehehe, karena tahun berikutnya ada lokal yang jumlah siswanya juga 10 orang. Alumni pertama ini sekarang sudah banyak yang sukses. Alumni Generasi I ini sekarang memimpin ikatan Alumni, yaitu Bang T. Ighfar. Sekarang sudah bekerja di Bank BTN Aceh.

Sejak tahun 2008 inilah, pak Kepsek 1 memiliki status yang sempurna, punya guru, ada murid, tersedia anggaran, dan dukungan kuat dari Kadisdik Atim. Inilah geliat unggul yang berhasil dihidupkan oleh Kadisdik Aceh Timur yang begitu fenomenal. Kami para guru sangat hormat pada beliau.

Setelah memulai ajaran baru di tahun 2008, berbagai cobaan belum berhenti. Hujan lebat mngirimkan air bah laksana Tsunami dan merobohkan tembok belakang asrama putera. Kejadian tengah malam yang menengangkan. Unggul banjir dan mati lampu. Gelap gulita tak ada cahaya lampu sedikitpun. Beda dengan sekarang, bila mati lampu langsung nyala mesin genset sekolah. Tapi tantangan ini pun bisa diatasi dengan baik atas dukungan Sang Kadis yang “pasang badan” demi jalannya PBM di unggul.

Terakhir, sebelum kisah ini saya tutup. Ada satu hal yang para guru ingat tentang apa yang pak kadis lakukan untuk kami. Beliau kalau datang ke unggul masuk ke semua kelas dan melakukan supervisi PBM. Entah beliau mau belajar atau memang mau melakukan supervisi. Yang jelas, bila beliau datang kami para guru selalu meminta beliau untuk masuk ke kelas kami. Rasa bangga bila beliau masuk dan melihat kami belajar. Tidak seperti para pejabat lain, biasanya kalau ada pejabat yang masuk kelas maka PBM akan dihentikan. Kami tidak, kalau pak Kadis datang ke kelas, maka kami akan menunjukkan kegiatan pmbelajaran yang terbaik. Kalau perlu semua siswa bicara pake bahasa inggris…hehehehe.

Itulah, sekelumit kisah tentang peran salah seorang tokoh kunci “hidupnya” SMAN Unggul Aceh Timur. Dari kubang bui (tempat babi mandi lumpur) hingga menjadi menara ilmu. Dari tanah berlumpur, menjadi tempat yang nyaman untuk beraktivitas, dari tak diminati menjadi sekolah yang kebanjiran pelamar siswa baru tiap tahun. Untuk semua yang telah Bapak H. Agussalim, SH, MH, berikan, kami seluruh Civa Unggul Mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Teriring doa semoga bapak bisa tetap mempertahikan kami meskpun sekarang sudah bertugas di Kota Langsa.

Salam hangat kami untuk pak Kadisdik Aceh Timur yang luar biasa.

Aceh Timur, 17 April 2017
Babe Nurdin

Kepsek 2 Unggul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar