(BAGIAN #3)
Sabtu cerah ini, tepat tanggal 15
April 2017 saya menghadiri acara perpisahan Generasi 8 SMAN Unggul Aceh Timur.
Acara yang perencanaannya saya desain, tapi saat pelaksanaannya saya datang
sebagai tamu yang akan dilepas kepergiannya. Hari ini adalah minggu ketiga saya
resmi tidak menjabat kepsek lagi di sekolah yang telah 9 tahun bersama saya,
baik sebagai guru, pengawas, konsultan PBM dan terakhir sebagai Kepsek.
Agak telat saya dan rombongan
dari SMKN Taman Fajar (tempat tugas saya yang baru) tiba di Unggul. Suasana
cerah buah dari doa civa unggul agar acara bisa berjalan lancar. Di depan ruang
lobi sekolah, saya berjumpa dengan orang yang sangat berpengaruh bukan hanya
pada karir saya sebagai PNS, tetapi beliau adalah tokoh kunci “Hidupnya” SMAN
Unggul Aceh Timur yang sempat terbengkalai selama 4 tahun, Dialah Bapak H.
Agussalim, SH, MH. Merupakan salah satu tokoh kunci beroperasinya sekolah ini
pada tahun 2008.
Sejak dibangun sarana fisiknya
(gedung) pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2007, sekolah ini memiliki
kepala sekolah pertama (K-1, sebutan di unggul) yang bernama Bapak Drs. M.
Thaib M. Syah, M.Pd. Sejak dilantik awal Tahun Pelajaran 2007/2008, Pak Kepsek
1 Unggul tidak memiliki guru dan tidak memiliki murid. Aneh, kan! Inilah
kenyataan pahit yang penuh tantangan betapa sebuah sekolah unggul tidak memiliki
peminat. Tidak ada satupun wali murid dan murid tamatan sekolah menengah
pertama yang mau masuk menjadi siswa SMAN Unggul Aceh Timur. Satu tahun beliau
berstatus Kepala Sekolah “Jomblo” dan tunggal. Hehehehe.
Tahun 2008, Jabatan Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Aceh Timur dipegang oleh Bapak H. Agussalim. Putera
Peureulak yang sangat konsern pada peningkatan kualitas pendidikan di Aceh
Timur. Betapa tidak, sejak Kota Langsa dan Aceh Tamiang menjadi daerah otonomi
dan lepas dari Aceh Timur sebagai kabupaten induk, prestasi kabupaten Aceh
Timur di bidang pendidikan sepertinya mengalami penurunan dan kalah bersaing
dengan Kota Langsa dan Tamiang yang secara fasilitas pendidikan memang telah
lebih baik. Dalam rapat pertama kepala sekolah di rumah beliau, seluruh kepala
sekolah diminta untuk menyebutkan nama, nama sekolah, dan jumlah murid. Tiba
giliran Kepsek 1 Unggul tersebutlah bahwa Jumlah Murid NOL. Spontan Bapak
Kepala Dinas Terkejut mendengar ada sekolah unggul yang tidak punya murid.
Langkah cepat diambil pak
Kadisdik Aceh Timur ini. Esoknya beliau meninjau langsung lokasi sekolah yang
masih terisolir, belum punya jalan sendiri. Jalan menuju sekolah masih pinjam
pakai jalan kampung. Kenapa terisolir, karena meskipun ditemani oleh Kabid
Dikmen saat itu, Pak Bustami, Pak Kadis tersesat, salah jalan dan bukan menuju
ke unggul tapi masuk ke dapur bata. Begitulah misteriusnya lokasi sekolah ini,
sampai-sampai kepala dinas tersesat salah masuk.
Setelah mencari jalan yang benar,
pak kadis pun berhasil masuk ke unggul dan melihat kondisi nyata sekolah yang
sedikit mengerikan. Halaman tengah ditumbuhi semak yang tingginya di atas
kepala kita. Tidak ada jaringan listrik, air, dan akses antar gedung juga
putus. Selain gedung, maka sekeliling sekolah adalah tanah lumpur yang hanya bisa
dipijak pada saat musim panas, ketika musim hujan datang, maka tanah yang ada
kembali ke wujud aselinya sebagai tanah persawahan.
Pak kadis yang nekat ini lalu
menerapkan strategi unik. Anggaran yang ada di Dinas pendidikan Kab. Aceh Timur
diplot khusus untuk mengaktifkan SMAN Unggul Aceh Timur. Dilakukan seleksi guru
dari sekolah-sekolah yang ada di Atim. Terpilihlah 17 guru pertama yang menjadi
guru perintis unggul. Sejak seleksi penerimaan guru yang saat itu diadakan di
SMAN 1 Rantau Seulamat, status Jomblo Pak Thaib pun hilang, sekarang Sang
Kepala Sekolah ini sudah memiliki mitra kerja, yaitu para guru ditambah dengan
staf tata usaha yang berjumlah 2 orang. Kalau tidak salah saya, nama Ka. TU
adalah Pak Efri, dan Bendahara Sekolah adalah Bu Nazla Khairani. Tapi tetap
saja sekolah ini aneh. Dibantu pak Kadis, sekolah sudah punya kepala sekolah,
guru, TU, dan juga anggaran yang melimpah, tapi sayangnya belum punya siswa.
H. Agussalim, Pak Kadis yang sangat lincah
dalam mengambil kebijakan ini tidak kehabisan akal. Tahun Pelajaran 2008/2009
dibuatlah promosi penerimaan siswa baru sman unggul aceh timur. Selain itu,
beliau menjemput para siswa dari SMA-SMA yang ada di Aceh Timur. Usaha ini
berhasil. Unggul punya murid, 1 lokal kelas XI MIPA, dan 2 Lokal Kelas X. Kelas
XI pertama ada 20 orang. Tetapi lama-lama siswanya gak betah dan balik lagi ke
sekolah asal. Siswa yang bertahan hingga tamat dan menjadi alumni pertama
berjumlah 10 orang. Kami menyebutnya laskar pelangi unggul jilid 1. Hehehehe,
karena tahun berikutnya ada lokal yang jumlah siswanya juga 10 orang. Alumni
pertama ini sekarang sudah banyak yang sukses. Alumni Generasi I ini sekarang
memimpin ikatan Alumni, yaitu Bang T. Ighfar. Sekarang sudah bekerja di Bank
BTN Aceh.
Sejak tahun 2008 inilah, pak
Kepsek 1 memiliki status yang sempurna, punya guru, ada murid, tersedia
anggaran, dan dukungan kuat dari Kadisdik Atim. Inilah geliat unggul yang
berhasil dihidupkan oleh Kadisdik Aceh Timur yang begitu fenomenal. Kami para
guru sangat hormat pada beliau.
Setelah memulai ajaran baru di
tahun 2008, berbagai cobaan belum berhenti. Hujan lebat mngirimkan air bah
laksana Tsunami dan merobohkan tembok belakang asrama putera. Kejadian tengah
malam yang menengangkan. Unggul banjir dan mati lampu. Gelap gulita tak ada
cahaya lampu sedikitpun. Beda dengan sekarang, bila mati lampu langsung nyala
mesin genset sekolah. Tapi tantangan ini pun bisa diatasi dengan baik atas
dukungan Sang Kadis yang “pasang badan” demi jalannya PBM di unggul.
Terakhir, sebelum kisah ini saya
tutup. Ada satu hal yang para guru ingat tentang apa yang pak kadis lakukan
untuk kami. Beliau kalau datang ke unggul masuk ke semua kelas dan melakukan
supervisi PBM. Entah beliau mau belajar atau memang mau melakukan supervisi.
Yang jelas, bila beliau datang kami para guru selalu meminta beliau untuk masuk
ke kelas kami. Rasa bangga bila beliau masuk dan melihat kami belajar. Tidak
seperti para pejabat lain, biasanya kalau ada pejabat yang masuk kelas maka PBM
akan dihentikan. Kami tidak, kalau pak Kadis datang ke kelas, maka kami akan
menunjukkan kegiatan pmbelajaran yang terbaik. Kalau perlu semua siswa bicara
pake bahasa inggris…hehehehe.
Itulah, sekelumit kisah tentang
peran salah seorang tokoh kunci “hidupnya” SMAN Unggul Aceh Timur. Dari kubang bui (tempat babi mandi lumpur) hingga
menjadi menara ilmu. Dari tanah berlumpur, menjadi tempat yang nyaman untuk
beraktivitas, dari tak diminati menjadi sekolah yang kebanjiran pelamar siswa
baru tiap tahun. Untuk semua yang telah Bapak H. Agussalim, SH, MH, berikan,
kami seluruh Civa Unggul Mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Teriring
doa semoga bapak bisa tetap mempertahikan kami meskpun sekarang sudah bertugas
di Kota Langsa.
Salam hangat kami untuk pak
Kadisdik Aceh Timur yang luar biasa.
Aceh Timur, 17 April 2017
Babe Nurdin
Kepsek 2 Unggul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar