Seminar Gerakan Literasi Sekolah
yang dilakukan Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bener Meriah Propinsi Aceh
begitu menantang. Bukan hanya menantang karena lokasi pelaksanaan di Dataran
Tinggi Aceh, SMAN 2 Bandar Kabupaten Bener Meriah, tetapi memang banyak kejutan
berupa tantangan yang menyertai seminar ini. Mau tau apa saja tantangannya!!!
Tantangan Pertama, perjalanan saya sebagai Fasilitator dari Kota
Peureulak ke Kota Pondok Baru terbilang menantang, mungkin lebih tepatnya tak
sesuai jadwal. Ketua IGI Kab. Bener Meriah, Pak Alimin Sutoyo berencana
menjemput kami sepulangnya beliau dari Medan, tepat setelah shalat Jumat, 2
September 2016 selesai. Saya senang
sekali mendengar akan dijemput, sehingga nantinya bisa melewati jalur baru,
yaitu jalur Bekas Pabrik Kertas Kraft Aceh (PT KKA). Jalur baru ini katanya
bisa menghemat waktu perjalanan sebesar 3 Jam. Wow, ini tantangan menarik dan
pastinya akan menyenangkan, jalan baru dengan suasana baru bikin hilang jenuh mendaki
hingga ke dataran tinggi nanti.
Namun kenyataannya berbeda.
Hingga pukul 20.00 WIB, penjemputan tidak terjadi. Untuk situasi yang semi
gawat ini, akhrnya saya putuskan pergi dengan mobil sendiri menggunakan jalur
Lama. Tantangannya tentu menjadi lebih berat, waktu tempuh yang lebih lama,
kedatangan di pagi buta, menelusuri jalur lama yang berkelok, sempit dan jalan
yang tak mulus. Satu kata “yakin pasti selamat, karena ini misi suci
menyebarkan perintah Iqra, perintah literasi untuk guru-guru di Bener Meriah.
Tantangan Kedua. Jam 3 Subuh saya yang ditemani Anak Pertama saya,
sudah tiba di Simpang Tritit. Ini adalah simpang yang jalurnya paling saya
hafal saat hendak ke Bener Meriah. Untuk mengisi 2 jam lagi menjelang subuh,
kami parkirkan mobil di Mesjid Tritit dan mengambil posisi kursi rebah ke
belakang alias posisi tidur. Cuaca yang dingin, mesin mobil kami matikan, maka
2 jam berlalu hingga azan subuh bangunkan kami terasa begitu singkat.
Tantangan ketiga, pagi buta selesai shalat subuh kami langsung
bergerak menuju Bener Meriah, yaitu di Kecamatan Bandar. Luar biasa, baru 5
menit bergerak, sudah menemukan pengumuman “maaf, jalan anda ditutup karena ada
perbaikan jembatan”. Waduh, gimana nih. Jalur ini Cuma yang saya tahu, mesti
lewat mana. Kami pun berusaha menelusuri jalur-jalur alternatif hasil bertanya
kepada warga. Dan ini juga nantinya yang menghantarkan kami tersesat. Masuk ke
jalur buntu yang penuh dengan rumput gajah. Mungkin body mobil pun banyak yang
tergores ringan sebab jalan yang sempit dengan sisi kiri kanan ditumbuhi rumput
gajah. Susah payah, akhirnya saya bisa memutar kepala mobil dan siap
meninggalkan jalan buntu tersebut. Keluar jalur buntu kami masuk jalur besar.
Ini pasti menuju Kecamatan Bandar, namun ternyata jalan ini pun putus di tengah
jalan, mobil tak bisa melintasi jalur ini. Akibatnya kami mundur dan segera
belok kanan, namun ternyata, jalan ini berujung di lapangan pacuan Kuda. Oh,
perut lapar tapi jalur yang dicari belum juga ketemu. Kami berbalik putar
haluan. Di persimpangan kembali kami bertanya pada warga, jalur baru pun
didapat. Menulusuri jalur baru yang cantik membuat kami yakin, ini pasti ke
Bandar yang kami tuju. Lah, rupanya ini jalan berujung disimpang jalan kembali
ke Perlak. Luar biasa, berputar putar hampi 2 jam, ujungnya malah berada di
jalan kembali ke rumah. Ah, putar haluan lagi dan bertanya lagi kepada penjaga
kedai yang kali ini jawabannya agak kurang ramah. Hehehe
Tantangan keempat. Singkat cerita,setelah bertanya beberapa kali,
tibalah kami di rumah Pak Alimin Sutoyo, ketua IGI Bener Meriah yang mengundang
saya. Tantangan mandi air dingin, hehehe. Kalo aja gak inget mau ngasih materi
Literasi, rasanya mending gak usah mandi. Pasti dingin banget ini. Musim
kemarau saja di sini airnya kayak air es batu, apalagi ini sedang musing
penghujan. Dahsyat ini tantangannya.
Tantangan kelima, memberikan presentasi sementara kondisi sangat
lebih karean semalaman nyetir mobil sendirian gak ada supir serap. Saya minta
waktu 1 jam untuk bicara, eh ternyata tembus 2 jam. Alhamdulillah tantangan
utama sukses dalam presentasi telah saya lalui.
Hingga tulisan ini dibuat,
rasanya ingin segera tidur, tapi siap shalat magrib nanti, para anggota IGI
Bener Meriah menunggu di sebuah tempat yang asyik untuk berdiskusi pengembangan
IGI Kab. Bener Meriah. Semoga acara nanti malam sukses.
Bandar, 3 September 2016.
Nurdin
Waketum IGI pengembangan regional
sumatera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar