Pada hari sabtu, tanggal 21 Desember
2013 saya diminta untuk menjadi narasumber di SMA Negeri 1 Idi Kabupaten Aceh
Timur. Saat dihubungi panitia sehari sebelumnya, saya diminta agar mempersiapkan materi tentang
sosialisasi kurikulum 2013. Awalnya saya menolak tawaran ini karena sekolah
tersebut bukan binaan saya lagi, pengawasnya telah diganti dengan salah seorang
rekan saya sejak tahun 2011. Namun karena permintaan yang sangat mendesak dari
pihak sekolah, dan tentu atas sepengetahuan pengawas sekolah pembinanya, saya
menerima tawaran ini.
Kegiatan sosialisasi yang singkat
ini dimulai sejak pukul 14.00 dan selesai pada pukul 16.30 WIB. Sesuai dengan
kesepakatan awal bahwa agenda utama adalah memperkenalkan kurikulum 2013 kepada
rekan-rekan guru di SMAN 1 Idi Rayeuk. Meskipun sekolah ini belum dipilih
sebagai sekolah pilot project implementasi kurikulum 2013 oleh
pemerintah, tetapi semangat belajar teman-teman guru di sekolah ini untuk
menguasai kurikulum baru sangat luar biasa. Antusiasme yang tinggi ditandai
dengan hadirnya seluruh guru dalam pertemuan tersebut.
Saat Benchmarking di SMAN 2 Depok, okt 2013 |
Materi pembuka adalah perkenalan
singkat, maklum saya sudah 2 tahun ini tidak lagi menjdi pengawas sekolah di
SMA Negeri 1 Idi. Tidak banyak guru baru, hanya beberapa orang saja, selebihnya
masih terlihat wajah-wajah yang tidak asing lagi. Maklum kami memang sering
sekali melakukan MGMP di sekolah ini 2 tahun lalu.
Setelah perkenalan singkat, saya
memberikan pengantar diskusi dengan pemaparan hasil benchmarking implementasi
kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Depok pada bulan Oktober 2013. Materi
selanjutnya adalah diskusi partisipatif.
Diskusi partisipatif ini dimulai
dengan memberikan kesempatan pada guru untuk mengajukan pertanyaan. Pada sesi 1
ini ada 3 pertanyaan pokok yang diajukan:
1. Apa kelebihan kurikulum 2013 dan apa kekurangan KTSP
sehingga harus diganti?
2. Apakah ada perbedaan yang Essensial sehingga
harus diberlakukan kurikulum baru?
3. Kenapa kurikulum selalu berubah-ubah, belum selesai
diterapkan kurikulum lama tapi sudah diganti dengan yang baru yang justru kami
di bawah (sekolah) justru belum siap melaksanakannya?
Pertanyaan yang spontan itu menuntut penjelasan yang
tuntas tapi mudah difahami dan dapat diterima. Saya rasa belum ada kelebihan
kurikulum 2013, karena memang secara nyata belum ada hasil evaluasinya.
kelebihan-kelebihan hasil kajian akademis tentu tidak akan memuaskan penanya.
Jadi, saya sampaikan bahwa memang belum ada kelebihan kurikulum 2013,
belum bisa kita berteori tentang apa kelebihan kuriklum ini kalau jadi
diterapkan. Namun, kalau kekurangan-kekurangan KTSP itu sudah ada, salah satu
yang bisa dibaca secara mandiri oleh guru adalah hasil dari PISA. Kekurangan
lain dari KTSP adalah adanya kesenjangan antara satu daerah dengan daerah lain di Indonesia karena begitu
beragamnya kemampuan daerah untuk melaksanakan KTSP ini.
Lalu, apakah ada perbedaan yang essensial antara kurikulum 2013 dengan KTSP? Secara spontan ada guru yang berinisiatif memberikan jawaban, katanya "tidak ada perbedaanya, sama saja, paling-paling copy paste." Mendengar tawaran jawaban ini tanggapi dengan sedikit senyum. Betapa hampir masif nya kegiatan copy paste ini dalam implementasi kuriklum tingkat satuan pendidikan. Mulai dari dokumen 1 maupun dokumen 2. Harapan dari pemerintah akan adanya kegiatan pengembangan perencanaan pembelajaran yang bottom up sesuai kondisi di sekolah ternyata tidak menjadi kenyataan. Beban kerja guru yang 24 jam tatap muka per minggu menyebabkan lebih aman copy paste, sehingga aman bila pengawas datang, dan tunjangan profesi pun lancar juga. Nah kalau di kurikulum 2013 nanti tidak ada copy paste RPP dan lain-lain. Kenapa? Karena semua sudah diberikan oleh pemerintah. Segala persiapan sudah ada di Buku Guru. Guru tinggal melakukan persiapan alat dan bahan saja. Buku babon telah menyediakan RPP, sehingga tidak usah copy paste lagi karena sama RPP nya di setiap daerah di Indonesia.
Perbedaan lainnya adalah adanya peminatan dan kelas lintas minat. Peminatan ini memungkinkan siswa memilih berada di kelas MIA (matematika dan ilmu alam), IIS (kelompok ilmu-ilmu sosial), dan kelas Babu (Bahasa dan Budaya).Selain itu juga ada mata pelajaran lintas minat yang bisa dipilih oleh setiap siswa. Lintas minat ini memungkinkan siswa di kelas MIA untuk belajar 2 mapel dari kelompok IIS atau Babu. Begitu juga untuk siswa di kelas MIA dan Babu, mereka dapat memilih dua mapel di luar struktur mapel wajib yang ada di kelas mereka.
pertanyaan ketiga ini banyak di jawab dengan berbagai hasil penelitian. Data yang ada menunjukkan bahwa kurikulumn 2013 ini bila jadi diterapkan merupakan kurikulum yang ke-11 di Indonesia. Tentu banyak alasan kenapa pemerintah mengganti kurikulum secara berkala. Alasan yang paling sering dibicarakan adalah adanya perubahan situasi eksternal, yaitu berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlaku secara nasional Apakah para pembaca punya alasan lain kenapa kuriklum ini selalu berubah?
Diskusi yang agak menghangat adalah pertanyaan dari salah seorang guru tentang "kenapa mapel TIK ditiadakan?"Memang TIK ini masih kontroversi, ini mapel penting tetapi dihapuskan. Dampaknya adalah adanya guru TIK yang harus mengajar mapel sejarah di sekolah pelaksana kurikulum 2013.
Ada pertanyaan yang menggelitik dari salah seorang peserta, daripada TIK yang ditiadakan lebih baik kita hapus saja mapel Bahasa Indonesia, bukankah kita sudah bisa semua berbahasa Indonesia. Bagaimana para pembaca, anda setuju dengan penanya terakhir ini?
tidak ada foto sekolah sman 1 idi pak?
BalasHapuscari foto yang netral b zwar...hehehe
Hapus